Internasional

24 Hari Perang, Korban Jiwa Palestina Tembus 8.600 Orang Termasuk 3.500 Anak-Anak

Kamis, 2 November 2023 | 12:30 WIB

24 Hari Perang, Korban Jiwa Palestina Tembus 8.600 Orang Termasuk 3.500 Anak-Anak

Potret rumah susun warga Gaza di Al Zahra yang hancur tinggal puing dibombardir Israel. Diperkirakan sekitar 5.000 orang kehilangan rumah mereka di kawasan Al Zahra akibat serangan udara Israel pada 19 Oktober 2023 lalu. Sebelumnya, pemukiman ini termasuk kawasan yang makmur dan hijau di Gaza. (Foto: Getty Images via BBC)

Jakarta, NU Online

Selama periode 7-31 Oktober 2023, perang antara Israel dan kelompok militan Hamas telah menewaskan lebih dari 8.600 warga Palestina, termasuk 3.500 anak-anak, menurut otoritas kesehatan Palestina. Korban Palestina paling banyak berada di Jalur Gaza, yakni korban jiwa 8.525 orang dan korban luka 21.543 orang. Sementara di wilayah Tepi Barat korban jiwanya 123 orang dan korban luka 2.209 orang.


Adapun sampai hari ke 24 perang, yakni Selasa (31/10/2023), jumlah total korban jiwa dari pihak Israel sekitar 1.405 orang dan korban luka mencapai 5.447 orang. 


Data ini dihimpun Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) dari Kementerian Kesehatan Gaza dan keterangan resmi pemerintah Israel.


OCHA juga melaporkan serangan Israel di Jalur Gaza meningkat sementara lembaga bantuan kemanusiaan menghadapi kendala signifikan dalam menyalurkan bantuan. 


Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza Palestina dilaporkan menerima puluhan jenazah setelah Israel membombardir kamp pengungsian Jabalia pada Selasa (31/10/2023) malam. Rumah sakit tersebut juga dilaporkan kesulitan menghadapi banyaknya pasien yang terluka parah akibat pemboman Israel. Bahkan petugas medis menyiapkan ruang operasi di koridor karena ruang bedah utama penuh dengan pasien.


Berjuang dengan berkurangnya pasokan obat-obatan, pemadaman listrik, dan serangan udara atau artileri yang mengguncang gedung-gedung rumah sakit, para ahli bedah di Gaza bekerja siang dan malam untuk menyelamatkan pasien yang terus berdatangan.


"Kami memerlukan waktu satu jam karena kami tidak tahu kapan kami akan menerima pasien. Beberapa kali kami harus menyiapkan ruang bedah di koridor dan bahkan terkadang di ruang tunggu rumah sakit," kata dr Mohammed al-Jalankan, dikutip dari Reuters.


Lebih lanjut, ia juga menyebut pemboman yang terjadi menghancurkan Rumah Sakit Indonesia di dekat garis depan militer Israel yang masuk ke wilayah Palestina yang padat penduduknya, dan persediaan bahan bakar untuk generator menurut para dokter akan segera habis.


Tank-tank Israel telah memasuki Gaza, rumah bagi 2,3 juta orang, setelah tiga minggu pemboman intensif di seluruh distrik sebagai tanggapan atas serangan militan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.400 orang di Israel selatan dan menyandera 240 orang.


"Ledakan hari Selasa di Jabalia, kamp pengungsi terbesar di Gaza, menewaskan 50 orang dan melukai 150 lainnya," kata Otoritas Kesehatan.


Para pejabat di Rumah Sakit Persahabatan Turki juga mengatakan pemboman semalam telah merusak bangsal perawatan pasien kanker.


"Pemboman tersebut menyebabkan kerusakan besar dan membuat beberapa sistem elektro-mekanis tidak berfungsi. Hal ini juga membahayakan nyawa pasien dan tim medis," kata dr Sobi Skaik, direktur rumah sakit, satu-satunya fasilitas pengobatan kanker di wilayah tersebut.


"Salurkan bantuan Anda untuk Palestina melalui NU CARE-LAZISNU. Klik di sini."