Internasional

Refleksikan Pandemi, Muslim Indonesia di Canberra Kuatkan Silaturahim

Selasa, 27 April 2021 | 17:05 WIB

Refleksikan Pandemi, Muslim Indonesia di Canberra Kuatkan Silaturahim

Silaturahim Muslim Indonesia di Canberra, Ahad (26/4). (Foto: istimewa)

Canberra, NU Online

Komunitas Muslim di Canberra, Australia menguatkan silaturahim menggunakan media virtual. Silaturahmi antar-Muslim Indonesia di Canberra dan juga alumni kampus-kampus di Canberra ini dalam rangka memaknai pandemi. Silaturahmi ini sekaligus refleksi dan pengajian Ramadhan, dengan narasumber Prof TGH Masnun Tahir pada Ahad (25/04/2021) lalu.

 

Agenda silaturahim ini dihadiri oleh beberapa alumni Canberra yang saat ini mengabdi di lintas bidang professional, di antaranya Sitta Rosdaniah (Kementerian BUMN), Akmal Salim, Badrun Kurnia, Bayu Dardias Kurniadi, serta beberapa tokoh lain. 

 

Prof  Masnun Tahir menyampaikan pentingnya silaturahmi. Guru Besar UIN Mataram itu, mengungkapkan betapa Allah mendorong manusia dan hambanya untuk menguatkan tali silaturahim.

 
"Dalam hadist Qudsi, (disebutkan) ada hikmah penting terkait silaturahmi. Yakni: siapa saja yang menjaga silaturahmi di antara kita, maka itu berhak mendapat kasih sayangku. Jadi, Allah memberikan penekanan bahwa kita dianjurkan untuk menjadi manusia yang bersosial, jangan sampai teralienasi dari dan dengan lingkungannya," ungkap Masnun, yang pernah menjadi aktivis PMII Yogyakarta itu.

 

Lebih lanjut, Masnun Tahir menjelaskan betapa Rasullulah sangat mewanti-wanti untuk menjaga ukhuwwah di antara kita. "Agar terjaga hablum minallah, hablum minannaas, dan hablum minal alam selalu dijaga. Sehingga, ancaman bagi orang-orang yang memutus silaturahmi, tidak akan mendapatkan surga. Jadi besar sekali manfaat kita untuk bersilaturahmi," terangnya.

 

Masnun menjelasnya, bahwa pandemi saat ini menjadi cobaan kita semua maka penting untuk menjaga dan menguatkan silaturahim.

 

"Bayangkan, kalau kita hidupnya bertahun-tahun isolasi mandiri, tidak ada teman bicara. Seperti itulah, ada argumen teologisnya jelas. Jadi kalau kita tidak menjaga keseimbangan silaturahmi, maka akan terjadi kerusakan. Dhaharal fasadu fil barri wal bahri, itu jelas sekali. Jadi akan terjadi kerusakan, maka yang rugi kita semua sebagai manusia. Bahwa, manusia yang tadinya diharapkan menjadi khalifah fil ardhi, akan tetapi malah sebaliknya di muka bumi ini," ungkap Masnun yang juga penggerak Nahdlatul Ulama di Nusa Tenggara Barat itu.

 

Tuan Guru Masnun Thahir mengajak kepada semua pihak untuk saling menjaga nilai kekeluargaan dan silaturahmi. "Di antara hukum-hukum Islam itu kan tidak menyulitkan, laa yukallifu Allaha illa wus’aha. Allah itu tidak menyulitkan, Islam tidak menyulitkan," jelasnya.

 

Sitta Rosdaniah, alumni ANU Canberra yang saat ini mengabdi di Kementerian BUMN, mengungkapkan bahwa penting bagi semua pihak untuk saling mengakrabkan. "Intinya saat ini kita semua harus berkolaborasi. Ada banyak hal penting yang perlu dikolaborasikan, kita sinergi untuk menguatkan potensi yang ada," ungkap Sitta.

 

Bagi Sitta, yang pernah menjadi Sekretaris PCI Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand itu, silaturahmi dan connecting the line, merupakan kunci untuk meningkatkan kualitas hidup kita semua di masa kini, apalagi di tengah-tengah cobaan pandemi. Ia mengajak semua pihak untuk terus menjalin komunikasi dan berkolaborasi demi kebaikan.

 

Editor: Kendi Setiawan