Internasional

Sebulan Perang, 4.800 Anak-Anak dan 2.550 Perempuan Palestina Terbunuh

Senin, 6 November 2023 | 06:00 WIB

Sebulan Perang, 4.800 Anak-Anak dan 2.550 Perempuan Palestina Terbunuh

Sejumlah warga Gaza sedang menyelamatkan korban di balik reruntuhan bangunan yang kena serangan Israel. (Foto: akun X @Timesofgaza)

Jakarta, NU Online

Gaza tiap hari menjadi lautan api seiring dengan meningkatnya eskalasi serangan Israel yang tidak mengenal tempat sehingga tidak ada lagi tempat aman di Gaza. Akun X Times of Gaza melaporkan, hingga sebulan atau 30 hari serangan sejak 7 Okotber 2023 lalu, total 9.770 warga Palestina meninggal terbunuh, termasuk 4.800 anak-anak dan 2.550 perempuan.


Serangan Israel menyasar rumah sakit, permukiman penduduk, rumah susun, rumah sakit, pengungsian, sekolah, dan universitas. Berturut, Israel menyerang sekolah PBB dan Universitas Al-Azhar di Gaza yang menjadi salah satu tempat pengungsian penduduk. 


Warga yang masih bertahan hidup pun mengalami banyak krisis. Mereka tidak memiliki akses air, listrik, bahkan tempat tinggal. Warga Palestina di Khan Younis hanya bisa memanfaatkan gerobak yang didorong keledai untuk transportasi sehari-hari karena tidak ada pasokan bahan bakar.

 

 

Aksi Israel yang mengarah pada genosida atau pembantaian massal serta tidak mau melakukan gencatan senjata menimbulkan gelombang protes dari masyarakat dunia.


Associated Press melaporkan ratusan ribu orang berkumpul di London pada Sabtu (21/10/2023) untuk menuntut Israel menghentikan serangan di Jalur Gaza dan mendesak Israel menyudahi blokade dan serangan udaranya.


Aksi bela Palestina juga digelar di Paris. Massa mendesak Israel untuk melakukan gencatan senjata di Gaza. Melansir Reuters, sekitar 15.000 pengunjuk rasa berkumpul di Place de la Republique. Selain di Paris, demonstrasi serupa digelar di Brussels Belgia, dihadiri sekitar 12.000 orang.


Massa aksi turun ke jalan sambil mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan “Bebaskan Palestina!” sebelum berkumpul di luar kantor pusat Komisi Eropa.


Aksi mengecam genosida dilakukan Israel juga digelar di Berlin, Jerman. Sejumlah warga membawa poster hingga bendera Palestina.


Warga juga penuhi jalan-jalan di Washington DC yang memprotes dukungan dari Pemerintahan AS Joe Biden terhadap Israel.


Aksi bela Palestina juga digelar di kota besar Italia, yakni Roma dan Milan. Massa berkumpul di sekitar bangunan bersejarah Colosseum Roma dengan atribut bendera Palestina.


Aksi bela Palestina juga digelar di Monumen Nasional Jakarta Pusat pada Ahad (5/11/2023) pagi. Massa aksi akbar yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina menuntut agar perang segera dihentikan dan dilakukan penyelidikan internasional atas kejahatan kemanusiaan dan perang oleh Israel untuk diajukan ke Mahkamah Internasional.


Ketegangan juga meningkat di Yerusalem ketika ratusan pengunjuk rasa dari warga Israel sendiri bentrok dengan pasukan keamanan di luar kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Jalan Azza Yerusalem pada Sabtu (4/11/2023).


Para pengunjuk rasa menyerukan agar Netanyahu segera mengundurkan diri atas kegagalannya mengembalikan tawanan yang ditahan di Gaza sejak serangan mendadak pada 7 Oktober 2023 lalu.


“Bibi (Benjamin Netanyahu) adalah seorang pembunuh,” ungkap para pengunjuk rasa, dikutip dari Middle East Monitor, Ahad (5/11/2023).