Jakarta, NU Online
Kabar wafatnya Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, KH Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah memunculkan duka yang mendalam bagi bangsa Indonesia. Semasa hidup, almarhum dikenal mempunyai perhatian yang besar terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Almarhum tercatat pernah menjabat sebagai Komisoner Komnas HAM periode 2002-2007.
Sekjen PBNU H A Helmy Faishal Zaini, menyatakan bahwa almarhum merupakan sosok yang gigih dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan.
"Beliau adalah sosok yang memiliki kegigihan dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan juga menjadi perekat nilai-nilai kebangsaan," kata Helmy kepada NU Online melalui sambungan telepon, Ahad (2/2).
Menurut Helmy, gagasan-gagasan kebangsaan Gus Sholah senantiasa menjadi salah satu rujukan penting bagi masyarakat Indonesia untuk tetap bersemangat dalam menjaga nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam bingkai negara yang bineka.
"Indonesia berduka kehilangan tokoh besar yang telah mendedikasikan pikiran dan teganya untuk kemajuan bangsa dan negara. Saya mengajak kepada msyarakat Indonesia, khususnya warga NU untuk meneladani kehigihan dan sikap-sikap arif yang dilakukan oleh beliau semasa hidup," terangnya.
Ketua PBNU H Robikin Emhas menyebut Gus Sholah sebagai kiai yang sangat gigih memperjuangkan martabat kemanusiaan. Ia mengaku sangat kehilangan atas wafatnya Gus Sholah.
“Kita kehilangan tokoh panutan. Tokoh yang gigih memperjuangkan martabat kemanusiaan dan hak asasi manusia. Tokoh yang mempimpikan umat agar bersatu. Semoga kita dapat meneruskan perjuangan beliau,” ujar Robikin.
Gus Sholah wafat pada usia 77 tahun. Almarhum merupakan adik KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang lahir pada 11 September 1942. Gus Sholah adalah anak ketiga dari pasangan KH Wahid Hasyim dan Nyai Hj Sholihah. Selain Gus Dur, saudara Gus Sholah adalah Nyai Aisyah, Dr Umar Alfaruq, Nyai Lily Wahid, dan Muhammad Hasyim.
Pewarta: Husni Sahal
Editor: Kendi Setiawan