Gus Ulil Ungkap 3 Hal Penting dalam Gencatan Senjata Israel-Hamas
Jumat, 17 Januari 2025 | 12:30 WIB
Afrilia Tristara
Kontributor
Jakarta, NU Online
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas akan diberlakukan mulai Ahad, 19 Januari 2025 mendatang. Hal itu telah diumumkan oleh Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani sebagai mediator utama, pada Kamis (16/1/2025).
Menanggapi itu, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) mengungkapkan bahwa ada tiga hal mendesak yang perlu dilakukan segera dalam gencatan senjata tahap pertama yang akan berlangsung selama 42 hari ke depan.
"Poin yang paling krusial dari gencatan senjata ini melepaskan tawanan perang baik dari pihak Hamas maupun dari pihak Israel," ujar Gus Ulil, kepada NU Online, Jumat (17/1/2025).
Ia menjelaskan bahwa pelepasan tawanan ini harus menjadi kompromi antara kedua belah pihak, Israel dan Hamas, karena korban sipil yang berjatuhan sudah terlalu banyak.
Hal kedua yang perlu dilakukan adalah pembicaraan kembali terkait pemenuhan hak-hak masyarakat Palestina, terutama mereka yang terusir dari Gaza akibat peperangan.
"Baru kemudian setelah itu dibicarakan soal hak kembali bagi orang-orang Palestina, Gaza terutama yang terusir gara-gara perang selama setahun terakhir ini," ujarnya.
Hal mendesak ketiga yang tak kalah penting adalah pengiriman bantuan kemanusiaan yang sebelumnya terus mengalami hambatan akibat blokade yang dilakukan oleh tentara pendudukan.
"Kemudian hal ketiga yang paling penting adalah pengiriman bantuan kemanusiaan. Tiga hal itu yang paling mendesak dan harus diselesaikan dalam ceasefire (gencatan senjata) yang tahap pertama ini," jelas Gus Ulil.
Menurut Gus Ulil, hingga saat ini perbatasan antara Mesir dan Gaza di Rafah masih belum dibuka sepenuhnya sehingga banyak sekali bantuan-bantuan kemanusiaan yang datang dari berbagai negara tertahan dan tidak bisa masuk ke Gaza, Palestina.
Hal ini membuat nasib dari warga Palestina sangat kesulitan. Karena itu, menurut Gus Ulil, masa gencatan senjata tahap awal ini perlu dimanfaatkan dengan baik dalam hal pendistribusian bantuan kemanusiaan.
Ia menilai gencatan senjata ini merupakan pencapaian yang baik dalam konflik Israel-Palestina, meskipun belum dapat diprediksi akankah gencatan senjata ini mengantarkan pada negosiasi perdamaian dan kemerdekaan Palestina atau belum? Namun, dengan adanya gencatan senjata diharapkan bisa meniadakan korban sipil yang terus berjatuhan.
"Bagaimanapun penghentian perang ini itu adalah sesuatu yang bagus ya meskipun kita belum tahu apakah ceasefire (gencatan senjata) ini akan bertahan lama? Apakah ceasefire ini juga akan berlanjut dengan negosiasi perdamaian yang nanti akan menjamin negara Palestina tegak berdiri?" ujar Gus Ulil.
Pengumuman gencatan senjata antara Israel dan Hamas pada Kamis (16/1/2025) lalu, menuai reaksi positif dari publik. Kendati demikian, Israel masih terus melancarkan serangan sejak gencatan senjata diumumkan akan dimulai pada 19 Januari 2025 mendatang.
Aljazeera melaporkan, setidaknya 87 orang terbunuh (termasuk 21 anak-anak dan 25 wanita) akibat serangan Israel setelah gencatan senjata diumumkan.
Terpopuler
1
Ustadz Maulana di PBNU: Saya Terharu dan Berasa Pulang ke Rumah
2
Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak
3
Khutbah Jumat: Menggapai Ridha Allah dengan Berbuat Baik Kepada Sesama
4
Puluhan Alumni Ma’had Aly Lolos Seleksi CPNS 2024
5
Khutbah Jumat: Kejujuran, Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
6
Khutbah Jumat: Rasulullah sebagai Teladan dalam Pendidikan
Terkini
Lihat Semua