Muhammad Iqbal Syauqi
Kolomnis
Beberapa hari belakangan kita disuguhkan satu fenomena kesehatan yang barangkali mencemaskan. Media massa kita – begitu pula mungkin termasuk linimasa media sosial – sedang banyak mengulas perihal infeksi Coronavirus. Penyakit virus yang dinamai para ilmuwan sebagai Novel Coronavirus (yang berarti coronavirus jenis baru, disingkat 2019-nCov) ini dikenal juga sebagai virus Flu Wuhan.
WHO telah merilis status infeksi virus 2019-nCov ini sebagai fenomena outbreak atau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) guna meningkatkan kewaspadaan tingkat global. Angka kejadian penyakit terus dilaporkan perkembangannya, dan sejauh ini kasus terkonfirmasi terbanyak ada di China – sebagai lokasi asal penyakit, kemudian Thailand, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Nepal, Vietnam, Prancis, dan Amerika Serikat. Di Indonesia sendiri, berdasarkan rilis Kemenkes RI belum ada laporan kasus terkonfirmasi infeksi pernapasan akibat Coronavirus.
Asal-usul dari virus ini serta bagaimana ia ditularkan antarmanusia masih terus diteliti. Sekadar wawasan bagi Anda, virus 2019-nCov yang kasus pertamanya di daerah Wuhan, China ini dalam kajian biologi merupakan jenis virus dari famili coronaviridae sebagaimana virus infeksi pernapasan SARS-Cov yang populer pada awal 2000-an serta virus MERS-Cov di daerah Arab yang beberapa tahun terakhir diperbincangkan dan populer pada momen-momen haji maupun umrah.
Banyak analisis yang disuguhkan mengenai asal penyakit ini. Berdasarkan rilis dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention), coronavirus diduga bersifat zoonosis, yaitu mulanya ditularkan melalui hewan. Hal ini ditengarai dari susunan genetik virusnya yang masih satu famili dengan SARS, yang inangnya adalah jenis musang dan mamalia sejenis; serta MERS, yang ditularkan melalui perantara hewan ternak khususnya unta. Banyak sekali jenis coronavirus yang telah diketahui oleh peneliti, dan yang diketahui menginfeksi manusia baru enam jenis termasuk 2019-nCov, SARS, dan MERS dengan karakteristiknya masing-masing.
Selain itu, kasus-kasus laporan pertama berada di daerah yang dekat dengan lokasi pasar hewan di daerah Wuhan. Salah satu yang sedang ditelusuri adalah kemungkinannya berasal dari ular, kelelawar dan hewan liar lainnya, meski tidak menutup kemungkinan penyebarannya melalui daging hewan ternak atau hewan laut. Laporan kasus infeksi ini diketahui berada di lingkungan yang dekat dengan perdagangan hewan. Meski diduga berasal dari hewan, coronavirus ini diperkirakan telah melewati serangkaian mutasi pada dirinya sehingga bisa menginfeksi manusia.
Infeksi 2019-nCov ini menyerang organ pernapasan atas maupun bawah, menempel pada lapisan saluran napas mulai hidung, tenggorokan, sampai paru. Dalam beberapa kasus, infeksi ini dapat tanpa gejala atau hanya seperti flu biasa. Namun mengingat masa inkubasi penyakit ini sekitar 2 sampai 14 hari, maka dalam rentang waktu ini kondisi tubuh perlu dicermati. Virus ini ditularkan antar manusia melalui udara dari batuk atau bersin, kontak kulit, atau setelah memegang tempat yang terpapar virus.
Gejala infeksi pernapasan akibat coronavirus secara umum adalah demam, sesak, susah bernapas dan sesak, diikuti gejala lain seperti nyeri sendi, letih, mual muntah dan penurunan nafsu makan. Gejala dapat memberat pada kasus pasien dengan imun yang lemah atau telah memiliki penyakit tertentu sebelumnya. Pada kondisi tertentu, penyakit ini menyebabkan pnemunonia (radang paru-paru).
Serta penting digali dari tiap penderita dengan keluhan di atas adanya riwayat berkunjung ke China – khususnya daerah Wuhan dan sekitarnya, kontak dengan penderita maupun orang yang usai berkunjung ke sana atau daerah dengan laporan kasus penyakit coronavirus ini. Ketika ada keluhan saluran pernapasan yang tidak membaik setelah beberapa hari sebagaimana di atas, segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat.
Pada dasarnya, infeksi virus bisa dicegah penularannya melalui perilaku hidup bersih dan sehat. Meski mudah menular, ia juga dapat diantisipasi. WHO merilis langkah-langkah minimal yang bisa dilakukan bagi masyarakat umum agar terhindar dari risiko tertular penyakit virus 2019-nCov secara khusus, dan umumnya untuk penyakit virus maupun infeksi lainnya. Langkah-langkah ini meliputi menjaga kebersihan tangan dan pernapasan serta pengolahan makanan yang baik.
- Sering mencuci tangan dengan larutan cuci tangan berbasis alkohol (untuk tangan yang tidak terlalu kotor) atau mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir (untuk setelah bepergian jauh atau tangan tampak kotor)
- Batuk dan bersin dengan aman, yaitu menutup mulut dan hidung saat bersin dengan lipat siku atau tisu. Tisu segera dibuang, dan tangan segera dicuci.
- Mengurangi kontak langsung dengan orang yang sedang batuk atau pilek, disarankan menggunakan masker.
- Jika memiliki gejala demam, batuk, serta rasa sesak dan susah bernapas yang terjadi lebih dari 3 hari, segera berobat ke fasilitas layanan kesehatan terdekat. Dalam kondisi tidak sehat hendaknya tidak bepergian atau berkonsultasi dulu ke dokter.
- Ketika berkunjung ke pasar yang dilaporkan ada pasien terdampak coronavirus, selalu menggunakan sarung tangan/pengaman saat memegang hewan yang dijual baik hidup atau mati.
- Selalu masak daging, telur, atau bagian hewan lainnya sampai matang. Hewan yang mati karena sakit – meskipun disembelih secara syar’i – tidak boleh dikonsumsi.
- Menghindari konsumsi hewan ternak atau hewan liar yang diduga menjadi inang atau perantara penularan virus.
Sebagaimana kebanyakan virus yang menyebar melalui udara (droplet), coronavirus dinilai sangat mudah menular, ditandai dengan tingginya angka laporan kasus dalam waktu yang tidak terlalu lama di skala global. Meski belum mencapat angka kematian yang fatal secara statistik, namun kebaruan virus ini, ditambah belum adanya terapi dan vaksin spesifik membuat WHO merilis kasus Novel Coronavirus ini sebagai outbreak, meski belum menjadi suatu wabah endemik.
Meski mudah menular, sekali lagi: pencegahannya dapat dimulai dengan proteksi diri saat sakit dan menjaga kebersihan badan, tangan dan barang yang kita konsumsi. Ingat, tangan adalah medium paling mudah penularan penyakit sehingga penting bagi kita untuk rajin cuci tangan pakai sabun atau larutan berbasis alkohol dengan langkah yang benar. Selain itu, penyakit coronavirus ini dilaporkan sembuh melalui terapi suportif lewat perawatan intensif dan terpantau di rumah sakit, dengan pengawasan pada asupan gizi, sistem tubuh secara menyeluruh, serta pemberian obat-obatan yang dapat mengurangi gejala.
Kiranya pemerintah telah melakukan langkah preventif dan penanganan. Tugas masyarakat umum adalah mengakses edukasi yang tepat, tidak terpengaruh kabar yang tidak akurat, dan tentu saja menjaga kebersihan dan makanan yang dikonsumsi. Hingga kini, penelitian tentang virus ini terus berjalan. Wallahu a`lam.
Catatan: Agar terhindari dari hoaks dan kesimpangsiuran berita seputar virus ini, sebaiknya Anda mengakses informasi dari sumber kredibel seperti WHO atau CDC, atau laman atau media sosial milik Kementerian Kesehatan RI.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua