Landak, NU Online
Rangkaian kegiatan Kirab Satu Negeri (KSN) di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat adalah khataman Al-Qur'an massal dan ramah tamah di Pondok Pesantren Nurul Islam Ngabang, Ahad (7/10).
M Nurdin dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas sambutan yang meriah dan dukungan yang diberikan terhadap rangkaian kegiatan dan tim KSN ini.
Selain itu ia mengajak hadirin untuk peduli gempa dan tsunami. “Mari bersama mendoakan saudara di Palu dan Donggala yang mengalami gempa dan tsunami serta menggalang koin satu negeri dan pakaian pantas pakai untuk para korban bencana,” kata Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kalbar ini.
Pimpinan Pusat GP Ansor, Saiful Rahmat Basuki,menyampaikan bersyukur dan bangga ajaran Ahlussunah waljamaah terus berkembang dan membumi di bumi khatulistiwa termasuk Kabupaten Landak.
Dirinya menyampaikan rasa salut karena saat memasuki gerbang Pesantren Nurul Islam melihat logo di samping kiri kanannya ada bendera merah putih. “Ini menunjukkan bahwa para muallim akan menjaga agama dan negeri ini dari segala macam kekacauan yang akan terjadi,” ungkapnya.
Saiful Rahmat menyampaikan bahwa KSN dilaksanakan serentak di lima titik pada tanggal 16 September mulai dari penghujung Papua, Kota Merauke dengan membentangkan bendera merah putih sepanjang satu kilometer. “Bahkan ini tercatat rekor MURI sebagai bendera terpanjang yang dikibarkan di perbatasan,” ungkapnya.
Demikian pula KSN menyapa titik terluar selatan Pulau Miangas, Sulawesi Utara, titik terluar Utara, Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, Nunukan, Kalimantan Utara yang akhirnya sampai di Kabupaten Landak.
Sedangkan ujung Sumatera sebelah barat provinsi adalah Aceh yakni Sabang yang akan bertemu di Jakarta. Juga ada yang langsung ke Banyuwangi dan puncaknya 27 Oktober di Yogyakarta. Mohon doa agar rangkaian KSN ini dimudahkan dan dilancarkan oleh Allah SWT,” pintanya.
Saiful Rahmat mengemukakan bahwa hal yang mendasari KSN adalah karena bangsa ini sudah melahirkan konsensus besar. “Kita bersumpah bertanah air satu, berbangsa satu, berbahasa satu, yang sudah kita wujudkan dalam kemerdekaan dan akan terus dipertahankan sampai kapanpun,” tegasnya.
Adapun alasan melaksanakan kegiatan ini karena ada sekelompok kecil masyarakat yang mulai mengotak-atik konsensus nasional dan ,mengganggu komitmen kebinekaan. “Mereka mulai berani ingin mengganti Pancasila,mengoyak kebinekaan,mengubah UUD 1945 bahkan akan mengganti NKRI,” katanya.
Karenanya, lewat KSN ini Ansor memberi pesan kepada kalangan yang akan merongrong NKRI. “Ansor dan kiai di pondok pesantren tidak akan diam ketika negara mulai diancam,” tegasnya.
Demikian pula terhadap kalangan yang mengklaim kebenaran terhadap paham keagamaan tertentu. “Mereka yang merasa paling benar atas nama agama,harus kita coba rajut kembali,” ungkapnya. Bahwa agama adalah rahmah, kasih sayang, kebersamaan, bukan meniadakan pihak lain atas nama sepihak, lanjutnya.
Ketiga, kondisi masyarakat lebih banyak diam atas keadaan dan kondisi tersebut. “Kita harus bersuara karena yang diancam adalah NKRI,” katanya.
KSN juga merespons kondisi di Timur Tengah karena saling bunuh padahal agamanya satu, bahasanya satu. “Ini akibat klaim kebenaran sepihak,” ujarnya.
Khataman Al-Qur'an massal dipimpin Ustadz Taufiqurrohman, dan usai jamaah Isya acara dilanjutkan ramah tamah yang dihadiri Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Iman, Sosok, Sanggau yakni KH Zulkarnain.
Demikian pula dari Pondok Pesantren Al Muslimun, Ngabang Landak, KH Nur Kholis, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam, Ngabang Landak, KH Luqmanul Qasim, Ketua PHBI, Ahmad Fauzi.
Tidak ketinggalan Kasatkornas, Zaenal Arifin, Ketua PW GP Ansor, M Nurdin, Kasatkorwil, Ahmad Tohidin, Ketua PC GP Ansor, Abu Hisyam, seluruh kader Ansor Banser se-Kabupaten Landak dan sekitarnya, Fatayat NU,Muslimat NU dan IPNU-IPPNU. (Ibnu Nawawi)