Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, Mbah Moen adalah figur yang sangat spesial termasuk memberikan ijazah mars Syubbaanul Wathan kepadanya.
“Saat kami sowan ke Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang, Kiai Maimoen mengijazahkan syair Syubbanul Wathan yang beliau dengar tiap hari saat mondok di Pesantren Tambak Beras Jombang,” ujarnya saat mengenang Almaghfurlah KH Maimoen Zubair.
Menurut Gus Yaqut, sapaan akrabnya, ijazah Mbah Moen yakni lagu ciptaan KH Wahab Hasbullah itu membuktikan pandangan utuh kiai kharismatik ini tentang berbangsa Indonesia adalah martabat, mempertahankan NKRI adalah harga diri.
“Semoga teladan yang telah diberikan Mbah Moen tentang agama dan bangsa bisa menjadi bekal kita menghadapi tantangan bangsa ini,” ujar putra KH Cholil Bisri ini.
Secara khusus, Gus Yaqut menyatakan bahwa keluarga besar Gerakan Pemuda Ansor mengucapkan rasa berduka yang mendalam atas wafatnya Mustasyar PBNU KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) saat menunaikan ibadah haji di Makkah, Arab Saudi, Selasa (6/8). Kiai kharismatik kelahiran Sarang Rembang Jawa Tengah itu wafat dalam usia 90 tahun.
“GP Ansor kehilangan figur ulama yang memperjuangkan nilai-nilai Islam dan keindonesiaan. Sosok pemersatu semua kalangan dan figur teladan bagi keluarga besar Ansor,’’ ujar Gus Yaqut.
PP GP Ansor juga mengajak masyarakat untuk mendoakan Mbah Moen. Semoga Allah SWT memberikan yang terbaik bagi almarhum. “Kami mengimbau khususnya kader Ansor dan Banser di seluruh penjuru Nusantara untuk menggelar salat Ghaib serta tahlilan 40 hari penuh,” tegasnya.
Dalam pandangan Gus Yaqut, Kiai Maimoen adalah seorang yang alim, faqih sekaligus muharrik atau penggerak bagi NU dan bangsa ini. Kedalaman ilmunya tak perlu diragukan lagi.
“Beliau belajar dan banyak ulama baik di Indonesia maupun Arab Saudi menunjukkan beliau sosok yang selalu ingin mengisi ilmunya. Mari kita panjatkan Al-Fatihah untuk beliau. Insya Allah husnul khotimah,” pungkas Gus Yaqut. (Ahmad Rozali/Musthofa Asrori)