Media Kredibel Hadapi Tantangan Algoritma dan Kekeliruan Masyarakat tentang Jurnalisme
NU Online · Jumat, 10 Juli 2020 | 14:30 WIB
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Jakarta, NU Online
Diantara tantangan media saat ini yakni munculnya berita hoaks yang menghiasi beranda media sosial masyarakat Indonesia. Hal itu telah memunculkan fenomena baru salah satunya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap media massa yang terus mengalami penurunan (distrust).
Pemimpin Redaksi Narasi TV, Zen RS menuturkan, untuk melawan tantangan tersebut dibutuhkan jurnalisme kredibel. Artinya, konten pemberitaan media dapat dipercaya dan bisa dipertanggungjawabkan serta menyampaikannya secara berimbang berdasarkan kebenaran informasi.
“Distrust hanya bisa dilawan dengan jurnalisme kredibel, bahwa menjadi high jurnalism itu tidak mudah, itu pasti, cuma pegangan distrust ini hanya bisa dibereskan dengan kerja-kerja kredibel,” kata Zen RS saat menjadi pembicara Diskusi Daring dalam rangka Harlah ke-17 NU Online, Jumat (10/7).
Diskusi yang disiarkan langsung di kanal Youtube 164 Channel tersebut mengangkat tema Media di Tengah Industri Manipulasi Informasi, Kebencian dan Kepentingan Politik.
Menurut Zen, seluruh perusahaan media di Indonesia tantangannya hampir sama, yakni memberikan informasi secepat mungkin, semenarik mungkin dan sebaik mungkin. Di sisi lain, perusahaan media, harus melawan penghitungan algoritma terkait dinamisasi konten dan isu yang sedang berkembang.
Tantangan itu diperparah dengan hadirnya teknologi yang secara kilat dapat menyebarkan informasi tidak kredibel yang telah menutup peluang perusahaan media dalam mewujudkan perusahaan media sebagai pilar demokrasi yang benar-benar dapat dipercaya masyarakat.
Karena itu, lanjutnya, sudah saatnya pemerintah ikut serta melawan tantangan media massa tersebut dengan cara tidak menjadi bagian dari pembuat informasi bohong serta menindak para pelaku industri manipulasi informasi.
“Itu menjadi aksioma semua newsroom, dari waktu, jam, untuk mendayung di antara kebutuhan algoritma,” tuturnya.
Sedangkan tantangan lainnya yakni pandangan keliru masyarakat Indonesia yang tidak mengaggap penting mengenai pekerjaan jurnalisme kredibel. Itu terlihat dari sikap masyarakat yang mudah menyalahkan media ketika menghadapi sebuah persoalan.
Padahal menurut Zen, wartawan yang baik, pemberitaan media yang kredibel itu dilalui dengan proses yang sangat panjang. Misalnya wartawan yang harus dibekali pelatihan secara bertahap dan lain-lain.
“Sementara publik kita memasukkan informasi itu ke keranjang yang sama, mau sampah mau bagus itu problem polarisasi kita,” ujarnya.
Diskusi ini juga menghadirkan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Robikin Emhas, Pemimpin Redaksi NU Online Achmad Mukafi Niam, Pemimpin Redaksi Harian Kompas Sutta Dharmasaputra, Presidium Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo) Anita Wahid, dan Pemimpin Redaksi Tirto.id Sapto Anggoro.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Jangan Ikut Campur Urusan Orang, Fokus Perbaiki Diri
2
Khutbah Jumat: Pentingnya Amanah dan Kejujuran di Tengah Krisis Kepercayaan Publik
3
Khutbah Jumat: Menjadi Hamba Sejati Demi Ridha Ilahi
4
3 Instruksi Ketum PBNU untuk Seluruh Kader pada Harlah Ke-91 GP Ansor
5
Khutbah Jumat: Pentingnya Menjauhi Lingkungan Pertemanan yang Toxic
6
Ketum GP Ansor Kukuhkan 100.000 Banser Patriot Ketahanan Pangan, Tekankan soal Kemandirian
Terkini
Lihat Semua