Melihat Wajah Baru Museum Nasional Usai Alami Kebakaran Setahun Lalu: Ada Spot Foto Menarik
Selasa, 3 Desember 2024 | 09:00 WIB
Suwitno
Kontributor
Jakarta, NU Online
Museum Nasional Indonesia kembali dibuka sejak 15 Oktober 2024 usai mengalami kebakaran hebat yang menghanguskan enam ruangan di Gedung A pada 16 September 2023 lalu.
Selama satu tahun direparasi, kini Museum Nasional sudah kembali normal setelah kejadian yang membuat sejumlah koleksi benda bersejarah hangus terbakar api.
Ā
NU Online berkesempatan mengunjungi Museum Nasional Indonesia atau dikenal juga sebagai Museum Gajah yang terletak di Jalan Merdeka Barat Nomor 12, Gambir, Jakarta Pusat, pada Ahad (1/12/2024). Museum ini terlihat ramai dipadati para pengunjung.
Antrean pengunjung mengular tanpa jeda saat membeli tiket di loket sudut depan museum. Tiket masuk untuk anak-anak Rp15 ribu, sedangkan orang dewasa Rp25 ribu.
Setelah memesan tiket, pengunjung diberi barcode atau kode batang yang digunakan untuk akses masuk museum. Selanjutnya, ada pemandu yang menyambut dengan ramah dan langsung menjelaskan sejarah arca-arca dan benda-benda bersejarah yang terpajang di museum.
Selanjutnya, perhatian tertuju kepada salah satu ruangan di Gedung A yang terdampak kebakaran. Di sana tampak berbagai arca yang masih kokoh, tetapi beberapa bagian bangunan lainnya terlihat masih ada bekas jilatan si jago merah. Namun, tempat inilah yang justru menjadi estetik dan digunakan sebagai salah satu latar foto bagi para pengunjung.
Jauh dari kata kuno, bangunan museum ini justru terkesan kekinian setelah setahun direnovasi. Walaupun banyak koleksi yang terbakar, tetapi Museum Nasional menjadi lebih menarik.
Sisa-sisa benda bersejarah yang masih bisa diselamatkan terpajang rapi di sebuah ruangan sebuah pameran. Pada pintu ruangan, terdapat tulisan Menabuh Nekara Menyiram Api, Perjalanan Pemulihan Museum Nasional Indonesia Pascakebakaran.Ā
Ruangan pameran didesain dengan warna merah menyala. Sementara enda bersejarah yang masih bisa diselamatkan dipajang dalam satu tempat. Dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI), pengunjung bisa mengetahui informasi terkait benda tersebut dengan sekali klik.
Salah satu bagian menarik adalah pengunjung bisa menikmati fitur Mengenal Paras Nusantara. Fitur ini memanfaatkan kamera, pemindaian wajah, serta teknologi AI untuk mengidentifikasi anatomi dan mencocokkan asal-usul, suku dan ras dengan 78 lukisan wajah suku di Indonesia karya Raden Pirngadie pada 1935.
Rakita (19), salah satu pengunjung mengaku baru pertama berkunjung ke Museum Nasional setelah musibah kebakaran setahun lalu, meski sebelumnya sudah beberapa kali mengunjungi museum tersebut.
"Beda banget sebelum kebakaran (dan) setelah kebakaran, dari layout-nya juga juga lebih sedikit ruang pamerannya,ā kata Rakita.
Menurut Rakita, walaupun kebakaran mempengaruhi substansi dari benda bersejarah yang ada di Museum Nasional, tetapi beberapa benda yang tersisa masih bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat.
āHarapannya semoga tidak ada musibah kebakaran seperti itu lagi karena hal itu dapat merusak kepentingan historis. Tapi alhamdulillah masih ada beberapa benda yang masih bisa diselamatkan,ā ujarnya.
Pameran keris meriahkan Museum Nasional
Pada hari yang sama, Museum Nasional menggelar sebuah pameran keris. Pameran keris ini digelar atas kerja sama Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNPI), Kementerian Kebudayaan RI, dan Museum Nasional.
Para pengunjung dapat melihat beragam keris yang berasal dari berbagai penjuru Nusantara, serta dapat memegangnya menggunakan sarung tangan. Selain itu, pengunjung juga bisa melihat proses pembuatannya melalui tayangan video.
Salah satu pemandu pameran, Sutaryo Haryono (62) mengatakan bahwa keris yang ia bawa adalah koleksi dari Museum Keris Brojobuono, Karanganyar, Jawa Tengah.
āSepuluh keris ini yang dipamerkan, kalau kita lihat dari warangkanya (wadahnya) itu ada keris dari Jogja, Solo, dan Madura,ā katanya, saat memberikan penjelasan.
Sutaryo juga menjelaskan tujuan diadakannya pameran ini yaitu untuk mengenalkan keris kepada generasi muda.
āDi sini mereka bisa melihat, meraba, dan menyadari bahwa keris itu hebat. Nyatanya UNESCO juga mengakui bahwa keris itu senjata yang tajam, tradisional, dan nomor satu kok,ā katanya.
Sementara itu, Faturrahman Alpradhani (21), salah seorang pengunjung, mengatakan bahwa pameran tersebut sangat bagus, karena banyak model-model keris yang baru ia lihat.
āIni sih bagus banget, sebagai edukasi, pengalaman baru bagi pengunjung,ā kata Dhani, sapaannya.
Ia mengatakan, orang-orang terdahulu juga mempunyai nilai-nilai tersendiri. Untuk itu, menurutnya, benda-benda tersebut penting untuk dipelajari sampai kapan pun.
āUntuk generasi muda supaya lebih tahu lagi budaya kita dengan sering-sering belajar, membaca, menonton budaya-budaya kita. Budaya-budaya kita sangat kaya, beragam sekali. Kalau bukan kita yang melestarikan, siapa lagi?ā ungkap Dhani.
Terpopuler
1
GP Ansor Jatim Ingin Berangkatkan Umrah Bapak Penjual Es Teh yang Viral dalam Pengajian Gus Miftah
2
Kronologi Penembakan terhadap Guru Madin di Jepara Versi Korban
3
Silampari: Gerbang Harapan dan Gotong Royong di Musi Rawas
4
Gus Miftah Sambangi Kediaman Bapak Penjual Es Teh untuk Minta Maaf
5
Respons Pergunu soal Wacana Guru ASN Bisa Mengajar di Sekolah Swasta
6
Hukum Mengonsumsi Makanan Tanpa Label Halal
Terkini
Lihat Semua