Nasional

Mengenal Nobel Perdamaian yang Diusulkan untuk NU

Kamis, 21 Juli 2022 | 15:35 WIB

Mengenal Nobel Perdamaian yang Diusulkan untuk NU

Peraih Nobel Perdamaian 1996 sekaligus Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta bertemu Ketua Umum PBNU di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, Kamis (20/2022).

Jakarta, NU Online

Nahdlatul Ulama (NU) menjadai salah satu organisasi Islam Indonesia yang dianggap layak untuk mendapatkan Nobel Perdamaian Dunia. Seruan itu disampaikan langsung penerima Nobel Perdamaian tahun 1996 Jose Ramos-Horta, saat bertandang ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Rabu (20/7/22) kemarin. 


Ramos-Horta menjadi peraih penghargaan nobel bersama rekannya dari Timor Timur (Timor Leste), Uskup Ximenes Belo. Komite Nobel memutuskan memberikan keduanya penghargaan karena usaha berkelanjutan untuk menghalangi penindasan terhadap rakyat kecil.


Ramos-Horta juga memainkan peranan penting dalam negosiasi untuk pemisahan diri Timor Leste dari Indonesia. Setelah Timor Leste resmi lepas dari Indonesia, ia pun resmi menjadi Menteri Luar Negeri pertama Timor Leste.


Kini Ramos-Horta resmi menjadi Presiden Timor Leste, dan label dirinya sebagai pahlawan Timor Leste jelas membantunya memenangi pemilihan. 


Seperti diketahui, Jose Ramos-Horta resmi dilantik sebagai Presiden Timor Leste, Jumat (20/5/2022), untuk masa jabatan 2022-2027.


Pada pemilihan Presiden Timor Leste, Ramos Horta mengalahkan Farncisco “Lu-Olo” Guterres dalam pemilihan putaran kedua, 19 April lalu. Ramos Horta mendapatkan 62 persen suara, sedangkan Francisco Lu Olo mendapatkan suara 37 persen.


Apa itu nobel perdamaian?

Dilansir dari laman resmi Nobel Prize, Peace Nobel atau Nobel Perdamaian adalah salah satu kategori hadiah Nobel untuk mereka yang berkontribusi besar terhadap perdamaian dunia. 


Penghargaan prestisius dunia ini diberikan secara tahunan kepada individu (laki-laki/perempuan) atau organisasi atas kiprahnya yang telah membawa kemajuan besar bagi umat manusia di seluruh dunia. 


Penghargaan ini resmi digelar dan diberikan pertama kali pada 10 Desember 1901, bertepatan dengan 5 tahun meninggalnya Alfred Nobel, sang Ilmuwan asal Swedia sekaligus pencetus penghargaan ini. 


Sejak saat itu, penghargaan hadiah nobel hampir rutin digelar setiap tahun pada tanggal 10 Desember.


Syarat mendapatkan Nobel Perdamaian

Politisi nasional, pejabat internasional, akademisi, dan pemenang sebelumnya adalah di antara mereka yang dapat merekomendasikan calon penerima. 


“Sebuah nominasi untuk Hadiah Nobel Perdamaian dapat diajukan oleh setiap orang yang memenuhi syarat untuk dicalonkan,” kata komite Nobel di situs webnya.


Syarat lain yang diperlukan, menurut Alfred Nobel, yakni bagaimana seseorang atau sebuah institusi berkontribusi dalam mempertahankan perdamaian dalam sebuah negara, atau memperjuangkan perdamaian di suatu negara atau bahkan untuk dunia. Ini adalah kriteria umum.


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Syakir NF