Mengenal Tradisi Bertukar Makanan saat Lebaran
NU Online Ā· Sabtu, 30 April 2022 | 12:00 WIB
Suci Amaliyah
Kontributor
Jakarta, NU OnlineĀ
Hari Raya Idul Fitri merupakan momen yang sangat ditunggu oleh setiap umat muslim. Salah satu yang wajib dilakukan pada saat lebaran adalah tradisi silaturahmi yang dilaksanakan saat hari kemenangan tiba. Di berbagai daerah terdapat tradisi unik yang selalu dilaksanakan saat Hari Raya Idul Fitri.
Pertama, tradisi nyorog di Betawi. Salah satu tradisi masyarakat Betawi yang hingga kini eksis adalah nyorog. Tradisi nyorog umumnya dilakukan dengan mendatangi kediaman anggota keluarga yang lebih tua. Masyarakat Betawi mendatangi rumah anggota keluarga lebih tua dengan membawa sejumlah makanan atau bingkisan.
Warga asal Bekasi, Maratus Sholihah menjelaskan tradisi nyorog yang biasanya dijalankan jelang lebaran.
āTradisi nyorog ini rutin dilakukan sehari sebelum lebaran atau dua hari setelah lebaran. Biasanya kami mengirim ketupat, rendang, opor ayam ke orang tua, mertua, kakak,ā kata Marāatus, sapaan akrabnya kepada NU Online, Jumat (29/4/2022).
Tradisi ini, ungkapnya, bertujuan untuk menjaga silaturahmi. Menurutnya, tradisi nyorog selalu dijalankan masyarakat Betawi. Masyarakat Betawi akan merasa ada yang kurang bila nyorog tidak dilakukan.
Kedua, tradisi Ngateuran di Jawa Barat. Tradisi ini dilakukan dengan saling bertukar makanan menggunakan sebuah rantang yang berisi makanan khas lebaran sebagai upaya untuk mempererat tali persaudaraan dan saling menghormati antar sesama.
Dilansir dari budayajawa.id, tradisi nganteuran biasanya dilaksanakan di hari lebaran atau 2 hari sebelumnya. Tradisi tersebut telah berlangsung secara turun temurun di wilayah Jawa Barat bagian selatan seperti wilayah Bandung, Pangandaran, Tasikmalaya, hingga Garut.
Baca Juga
Menengok Tradisi Lebaran di Maroko
Dalam tradisi nganteuran, yang lazim diantar adalah makanan khas lebaran seperti ketupat, sambal goreng kentang, opor ayam, beragam jenis kue kering, kopi instan, dan beberapa bungkus rokok yang merupakan kegemaran para orang tua di sana.
Menurut Wawan Suryawan, tokoh masyarakat di Desa Cikalong Kecamatan Sodong Hilir, tradisi nganteuran di Provinsi Jawa Barat sudah menjadi kebiasaan setiap tahunnya. Menjelang Hari Raya Idul Fitri, masyarakat di sana akan membawa makanan khas lebaran menggunakan rantang. Tradisi ini umumnya dilakukan oleh kalangan muda kepada orang yang lebih tua.
āTujuan utamanya tentu sangat jelas yaitu untuk bersilaturahmi karena orang Sunda di Jawa Barat memiliki tali persaudaraan yang begitu erat,ā ujar Wawan.
Ketiga, tradisi ater-ater di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ater-ater merupakan tradisi menjelang hari raya Idul Fitri yang masih sering dilakukan oleh masyarakat di Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Tradisi ini dilakukan dengan berkunjung ke rumah kakek, nenek, saudara, dan tetangga.Ā
āBiasanya malam hari raya kami ater-ater gula, teh dan oleh-oleh lainnya kepada sanak saudara,ā ungkap Abbas, warga asal Brebes, Jawa Tengah.
Pada hari yang sama atau hari sebelum atau sesudahnya, keluarga pelaksana ater-ater akan mendapat hantaran makanan dari keluarga lain sehingga tercipta ātukar-menukar pangananā di antara sanak-famili, tetangga maupun teman.Ā
Keempat, tradisi Maāburasa. Secara khusus, maāburasaĀ menjelang hari raya atau H-1 merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh keluarga Bugis dan Makassar.
Maāburasaā yang dilakukan secara gotong royong membuat makna maāburasaā cukup dalam, yaitu membuat ikatan kebersamaan yang terjalin sangat erat antara handai tolan. Cerita dan kisah saling membagi antara satu dengan lain ketika sedang maāburasaā.
Tradisi maāburasaā akan terjadi pewarisan pengetahuan dari orang tua terhadap anak-anaknya. Demikian juga dengan tradisi berbagi untuk mempererat solidaritas dan kekeluargaan.
Biasanya ketika bertukar burasa, tetangga yang memberikan burasanya berkata, āCobalah juga masakan burasaāku, mungkin agak cepat basi karena malawi santannyaā. Sebuah pernyataan yang mengandung makna untuk menguatkan nilai solidaritas.
Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Gus Yahya Ajak Seluruh Pengurus NU Siapkan Muktamar Ke-35 sebagai Jalan Terhormat dan Konstitusional
2
Pertemuan Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah di Lirboyo Putuskan Muktamar Ke-35 NU Bakal Digelar Secepatnya
3
KH Miftachul Akhyar Undang Rapat Konsultasi Syuriyah dengan Mustasyar PBNU di Pesantren Lirboyo
4
Gus Yahya Tanggapi KH Miftachul Akhyar soal AKN-NU, Peter Berkowitz, hingga Dugaan TPPUĀ
5
KH Miftachul Akhyar Sampaikan Permohonan Maaf terkait Persoalan di PBNU
6
Khutbah Jumat: Rajab, Shalat, dan Kepedulian Sosial
Terkini
Lihat Semua