Perempuan Punya Andil Besar dalam Transmisi Pengetahuan Islam sejak Awal
Jumat, 25 November 2022 | 14:00 WIB
Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin saat berpidato dalam kongres KUPI di Jepara, Jawa Tengah, Jumat (25/11/2022). (Foto: Tangkapan layar kanal YouTube GUSDURian TV)
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jepara, NU Online
Perempuan memiliki andil besar dalam penyebaran pengetahuan Islam sejak masa-masa awal. Hal ini dilihat dari banyaknya perempuan yang meriwayatkan hadits.
Hal itu disampaikan Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin saat menjadi narasumber pada Halaqah Umum Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II di Pesantren Hasyim Asy'ari Bangsri, Jepara, Jawa Tengah, Jumat (25/11/2022).
“Kalau kita bicara tentang sunnah, perempuan para perawi hadits mulai dari sahabat, tabi'in, tabi'it tabi'in, sampai pada perawi sebelum mukharij itu ternyata perempuan banyak sekali keterlibatannya,” kata Kamaruddin.
Hal itulah yang menunjukkan bahwa perempuan menaruh pengaruh besar dalam persebaran pengetahuan Islam. “Artinya bahwa transmisi ilmu pengetahuan di abad pertama (dan) abad kedua Hijriyah, perempuan terlibat sangat intensif dan signifikan sehingga sumber otoritas itu diwarnai dan kontribusi perempuan besar sekali,” ujarnya.
Dari hal itu, Kamaruddin menegaskan bahwa Islam dan perempuan tidak bisa dipisahkan. Karenanya pula, perempuan tidak boleh didiskriminasi.
“Karena mereka adalah bagian yang sangat fundamental, sangat penting, dan sangat sentral dalam transmisi ilmu pengetahuan di abad pertama kedua Hijriyah yang kita nikmati sekarang ini,” ungkapnya.
Kemenag juga memiliki 50 ribu penyuluh agama, sedangkan 33 ribu di antaranya perempuan. Karena itu, kontribusi peran perempuan sangat sentral. Mereka menjadi bagian dalam menyampaikan pesan-pesan agama. “Mereka itu ulama dalam pengertian yang lebih luas,” tandasnya.
Selain itu, ada lebih dari 100 ribu majelis taklim di Indonesia yang dibina dan dibimbing oleh para penyuluh agama yang jumlahnya 50 ribu ini. Kebanyakan dipimpin dan diisi oleh perempuan.
“Jadi, secara empiris historis ini tidak bisa dibantah lagi bahwa keterkaitan perempuan dalam pergumulan Islam Indonesia tidak bisa dibantah,” ujar Prof Kamaruddin.
“Ini karakteristik masa depan Islam Indonesia yang membedakannya dari negara-negara lain yang patut kita banggakan,” imbuh guru besar UIN Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan itu.
Kamaruddin juga menyampaikan bahwa ada tantangan sangat besar yang membutuhkan partisipasi dan kontribusi ulama-ulama perempuan. Di antaranya, ada 2 juta peristiwa nikah setiap tahun di Indonesia. Dari total itu, 400 ribu di antaranya bercerai dan lebih dari separuhnya digugat oleh perempuan.
“Apa yang harus kita lakukan? Saya yakin KUPI punya desain dan konsepnya. Berharap ke depan KUPI tidak hanya menjulang di langit, tetapi juga berada di bumi,” harapnya.
Kamaruddin juga yakin melihat komitmen dan partisipasi KUPI yang sangat empiris. Banyak dosen di perguruan tinggi dan guru di madrasah dan pesantren juga sebagian besarnya adalah perempuan.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua