Respons Gus Nadir soal Video Santri Tutup Kuping dari Suara Musik
NU Online Ā· Kamis, 16 September 2021 | 00:00 WIB
Nuriel Shiami Indiraphasa
Kontributor
Jakarta, NU Online
Sebuah video yang melihatkan sejumlah santri menutup kuping saat terdengar suara musik cukup menggemparkan jagat maya. Video berdurasi 23 detik tersebut diunggah oleh sebuah akunĀ twitter pada Ahad (12/9). Dalam video tersebut, perekam mengatakan bahwa aksi menutup kuping yang dilakukan oleh para santri saat sedang mengantre vaksinasi lantaran agar mereka tidak mendengarkan musik.
Ā
Ā
Ada yang tahu ini dari santri mana? Lebay banget sampai menutup kupingnya. Indoktrinasi mengharamkan musik ini gak beda jauh dengan Taliban, ISIS, Al Qaeda & Wahabi Takfiri. @ChusnulCh__ @03__nakula @NinjaCir3ng @Mei2Namaku @mulanbilqis @pelitabangsa45 @_leonSR_ @Leonita_Lestari pic.twitter.com/87on5ZF11T
ā David Wijaya (@David_Wijaya03) September 12, 2021
Ā
Ā
Hal ini memancing munculnya beragam pendapat dari masyarakat termasuk dosen senior MonashĀ LawĀ School, Prof Nadirsyah Hosen. Ia mendorong masyarakat Muslim untuk saling menghormati.
Nadirsyah HosenĀ yang akrab disapa Gus Nadir ini menjelaskan bahwa pandangan ulama beragamĀ tentang hukum mendengarkan musik. Ada pendapat yang mengatakan haram dan ada juga yang memperbolehkan.Ā
Ia mengemukakan sebuah riwayat dalam Shahih Bukhari dan Muslim bahwa Abu Bakar pernah masuk ke rumah Aisyah untuk menemui Rasulullah saw, ketika itu ada dua gadis di sisi Aisyah yang sedang bernyanyi, lalu Abu Bakar menghardiknya seraya berkata: āApakah pantas ada seruling setan di rumah Rasulullah?āĀ Kemudian Rasulullah menimpali: āBiarkanlah mereka, wahai Abu Bakar, sesungguhnya hari ini adalah hari raya.ā
āDi samping itu, juga tidak ada larangan menyanyi pada hari selain hari raya. Makna hadits itu ialah bahwa hari raya termasuk saat-saat yang disukai untuk melahirkan kegembiraan dengan nyanyian, permainan, dan sebagainya yang tidak terlarang,ā cuit Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Australia-Selandia Baru tersebut di twitternya.
Ā
Ā
Gak harus buru2 dianggap kayak Taliban. Hukumnya mendengarkan musik itu ada ulama yg blg haram, dan ada yg bolehin. Kita hormati saja. Bagi yg bilang boleh, alasannya ada di gambar: Syekh Yusuf Qaradhawi, Kitab Nailul Awthar dan al-Fiqhul Islami Syekh Wahbah. https://t.co/Acpdglh6f2 pic.twitter.com/4OQiX3cGZi
ā Khazanah GNH (@na_dirs) September 13, 2021
Ā
Ā
Gus Nadir juga berpesan agar masyarakat senantiasa saling menghormati perbedaan dalam pilihan, mengingat masing-masing hukum terkait mendengarkan musik sendiri setiap ulama tentu memiliki dasar rujukannya.Ā
āBagi yang bilang haram, mendengarkannya dianggap berdosa dan bisa membuat hafalan Qurāan menjadi lupa. Bagi yang bilang boleh, mendengarkan musik dapat melalaikan untuk murajaāah, karena hafalan memang mesti dijaga dan diulang terus. Jadi, belum tentu semua santri yang tidak mau mendengar musik karena sedang menghafal Qurāan itu akibat menganggap musik haram,ā jelasnya.Ā
āPada titik ini, ya kita saling menghormati saja,ā imbuh Gus Nadir.Ā
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Gus Yahya Ajak Seluruh Pengurus NU Siapkan Muktamar Ke-35 sebagai Jalan Terhormat dan Konstitusional
2
Pertemuan Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah di Lirboyo Putuskan Muktamar Ke-35 NU Bakal Digelar Secepatnya
3
KH Miftachul Akhyar Undang Rapat Konsultasi Syuriyah dengan Mustasyar PBNU di Pesantren Lirboyo
4
Gus Yahya Tanggapi KH Miftachul Akhyar soal AKN-NU, Peter Berkowitz, hingga Dugaan TPPUĀ
5
KH Miftachul Akhyar Sampaikan Permohonan Maaf terkait Persoalan di PBNU
6
Khutbah Jumat: Rajab, Shalat, dan Kepedulian Sosial
Terkini
Lihat Semua