Guru Ekonomi Ini Ajak Siswanya Belajar di Bank, Pabrik dan Pasar
Senin, 2 November 2015 | 06:00 WIB
Widya Lestari Guru Ekonomi Madrasah Aliyah Salafiyah Kajen, Pati Jawa Tengah ini meminta izin kepada kepala sekolah untuk mengajak para siswi untuk belajar di luar kelas. Ia tidak mau siswa-siswinya terkungkung di dalam kelas. <>
“Saya datang ke BPR Artha Huda Abadi untuk minta izin kunjungan ke sana. Semua anak saya ajak ke sana. Waktu itu saya mengajar ekonomi kelas III. Mereka takjub luar biasa. Baru kali itu masuk sebuah bank,” katanya.
Yang membuat dirinya tertegun, pertanyaan-pertanyaan para siswi ke pihak bank sangat mengagetkan sekaligus menyedihkan. “Ya Allah, pertanyaan kayak gitu kok ditanyakan,” katanya.
“Misalnya, syarat jadi pegawai bank itu apa? Lucu banget kan!. Saya prihatin sekali. Memang, akses mereka keluar sangat terbatas sekali. Maklum, anak pondok. Tapi sebetulnya nggak masalah. Yang penting itu kan wawasan. Nah, wawasan mereka itu minim sekali,” ujar Widya.
Setahun kemudian, Widya mengajak anak-anak ke BPR Artha Huda Abadi lagi. Tahun berikutnya lagi, ia mengajak mereka ke pabrik Kacang Dua Kelinci di kota Pati.
“Saat itu mereka senang sekali. Ke Kacang Dua Kelinci saja mereka senangnya luar biasa. Mereka bisa melihat langsung bagaimana kacang itu bisa berjalan sendiri mulai proses awal hingga pengepakan,” kenangnya.
Semenjak itu, setiap ada kegiatan yang bernama study excursion yang menggantikan study tour di Madrasah Salafiyah menjadi identik dengan dirinya.
“Jadi, tiap ada kegiatan belajar di luar itu pasti taunya dari saya. Sebab, yang menciptakan pertama kali di situ saya. Nah, sejak itu, tiap tahun kami mengadakan study excursion. Paling jauh, kami mengunjungi Bursa Efek Indonesia yang ada di Surabaya,” ujarnya bangga.
Ia mengajak siswanya ke alun-alun kota, lalu ke pasar menyaksikan aktifitas perekonomian.
“Saya prihatin sekali dengan kondisi mereka. Karena apa, anak sini tidak pernah lihat kota Pati. Alun-alun Pati saja mereka belum pernah lihat. Bahkan, pasar juana pun tidak pernah,” ungkap Widya.
Siapa yang menginspirasi ide tersebut? Widya mengatakan, saat kuliah di Malang, Jawa Timur, ia pernah menjabat sebagai Ketua BEM Fakultas Ekonomi Widya Gama Malang. Sebagai aktivis kampus, ia sering melakukan kegiatan seperti itu. Bahkan, aktivitas model itu sudah dimulainya sejak masih menjadi mahasiswa jurusan akhirnya menjadi Ketua BEM Fakultas.
“Saya pikir, itu merupakan satu langkah yang bagus yang menambah wawasan anak-anak. Daripada sekedar study tour, mereka kalau study excursion selalu ada ilmu yang dibawa pulang. Mereka harus bikin laporan, dan sesuai dengan materinya itu nanti mereka presentasi. Pada akhirnya tidak hanya materi ekonomi. Ada juga materi Bahasa Indonesia juga untuk penyusunan laporannya. Di dalamnya juga kimia, fisika, untuk anak IPA. Kalau untuk ada IPS arahnya ke ekonomi, sosiologi, dan geografi,” tuturnya. (Musthofa Asrori)
Terpopuler
1
LAZISNU dan POROZ Kirim Bantuan Rp6,45 Miliar untuk Kebutuhan Ramadhan Rakyat Palestina
2
Pemantauan Hilal Awal Ramadhan 1446 Digelar di 125 Titik, Jawa Timur Terbanyak
3
Didampingi SBY-Jokowi, Presiden Prabowo Luncurkan Badan Pengelola Investasi Danantara
4
Aksi Indonesia Gelap, Upaya Edukasi Kritis terhadap Kondisi Sosial, Politik, dan Demokrasi
5
Melihat Lebih Dalam Kriteria Hilal NU dan Muhammadiyah
6
Sambut Ramadhan, Siswa Lintas Iman di Jombang Kolaborasi Bersihkan Rumah Ibadah
Terkini
Lihat Semua