Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nadlaltul Ulama (PBNU) menerbitkan āDeklarasi Nahdlatul Ulamaā dalam International Summit of Moderate Islamic Leaders (Isomil) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, yang dihelat sejak Senin (9/5).
Deklarasi tersebut dibacakan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Selasa (10/9) sore, di hadapan para ulama dari berbagai negara. Naskah deklarasi dirumuskan setelah PBNU menggelar pertemuan terbatas dengan para ulama itu pada siang harinya.
Berikut naskah lengkah āDeklarasi Nahdlatul Ulamaā di ujung forum internasional yang mengusung tema āIslam Nusantara, Inspirasi untuk Peradaban Duniaā ini:
Deklarasi Nahdlatul UlamaĀ
ŲØŁŲ³ŁŁ
Ł Ų§ŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲŁŁ
ŁŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲŁŁŁ
Ł
ŁŁŁ
ŁŲ§ Ų£ŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁŁŲ§ŁŁ Ų„ŁŁŁŁŲ§ Ų±ŁŲŁŁ
ŁŲ©Ł ŁŁŁŁŲ¹ŁŲ§ŁŁŁ
ŁŁŁŁ
Ā (Ų§ŁŲ£ŁŲØŁŲ§Ų”: 107)
āKami (Allah) tidak mengutus engkau (Muhammad) kecuali sebagai pembawa rahmat bagi semestaā (QS. Al-Anbiya`: 107)
ŁŁŁŁŁŁŲÆŁ ŁŁŲ±ŁŁŁ
ŁŁŁŲ§ ŲØŁŁŁŁ Ų¢ŁŲÆŁŁ
Ł ŁŁŲŁŁ
ŁŁŁŁŁŲ§ŁŁŁ
Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŲØŁŲ±ŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲØŁŲŁŲ±Ł ŁŁŲ±ŁŲ²ŁŁŁŁŁŲ§ŁŁŁ
Ł Ł
ŁŁŁ Ų§ŁŲ·ŁŁŁŁŁŲØŁŲ§ŲŖŁ ŁŁŁŁŲ¶ŁŁŁŁŁŁŲ§ŁŁŁ
Ł Ų¹ŁŁŁŁ ŁŁŲ«ŁŁŲ±Ł Ł
ŁŁ
ŁŁŁŁ Ų®ŁŁŁŁŁŁŁŲ§ ŲŖŁŁŁŲ¶ŁŁŁŁŲ§
Ā (Ų§ŁŲ„Ų³Ų±Ų§Ų”: 70)
āDan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakanā (QS. Al-Isra`: 70)
ŁŁŁ
ŁŲ§ Ų¬ŁŲ¹ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŁ Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁ Ł
ŁŁŁ ŲŁŲ±ŁŲ¬ŁĀ
(Ų§ŁŲŲ¬:78)
āDan Dia sekali-kali tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agamaā (QS. Al-Hajj: 78)
Ų„ŁŁŁŁŁ
ŁŲ§ ŲØŁŲ¹ŁŲ«ŁŲŖŁ ŁŁŲ£ŁŲŖŁŁ
ŁŁŁ
Ł Ł
ŁŁŁŲ§Ų±ŁŁ
Ł Ų§ŁŁŲ£ŁŲ®ŁŁŁŲ§ŁŁĀ
(Ų±ŁŲ§Ł Ų§ŁŲØŁŁŁŁ)
āSesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlaq yang muliaā (HR. Al-Baihaqi)
Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁ
Ł ŁŁŲØŁŲ¹ŁŲ«ŁŁŁŁ Ł
ŁŲ¹ŁŁŁŁŲŖŁŲ§ ŁŁŁŲ§ Ł
ŁŲŖŁŲ¹ŁŁŁŁŲŖŁŲ§ Ų ŁŁŁŁŁŁŁŁ ŲØŁŲ¹ŁŲ«ŁŁŁŁ Ł
ŁŲ¹ŁŁŁŁŁ
ŁŲ§ Ł
ŁŁŁŲ³ŁŁŲ±ŁĀ
(Ų±ŁŲ§Ł Ł
Ų³ŁŁ
)
āSesungguhnya Allah tidak mengutusku (Muhammad) sebagai orang yang mempersulit atau memperberat para hamba. Akan tetapi Allah mengutusku sebagai pengajar yang memudahkan (HR. Muslim).
Ų§ŁŁŁ
ŁŲ³ŁŁŁŁ
Ł Ł
ŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁ
Ł Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų³Ł Ł
ŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŲ§ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲÆŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲ¤ŁŁ
ŁŁŁ Ł
ŁŁŁ Ų£ŁŁ
ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų³Ł Ų¹ŁŁŁŁ ŲÆŁŁ
ŁŲ§Ų¦ŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ£ŁŁ
ŁŁŁŲ§ŁŁŁŁŁ
ŁĀ
(Ų±ŁŲ§Ł Ų§ŁŁŲ³Ų§Ų¦)
āSeorang muslim sejatinya adalah orang yang seluruh manusia selamat dari lisan dan tangannya. Sedang seorang mukmin adalah orang yang mendatangkan rasa aman kepada orang lain dalam darah dan hartanyaā (HR. An-Nasai)
Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŲŁŲØŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŁŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ£ŁŁ
ŁŲ±Ł ŁŁŁŁŁŁŁ (Ł
ŲŖŁŁ Ų¹ŁŁŁ)
āSesungguhnya Allah menyukai kelembutan dalam semua urusanā (Muttafaq āAlaih)
Ų§ŁŲ±ŁŁŲ§ŲŁŁ
ŁŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŲŁŁ
ŁŁŁŁ
Ł Ų§ŁŲ±ŁŁŲŁŁ
ŁŁŁ Ų§Ų±ŁŲŁŁ
ŁŁŲ§ Ł
ŁŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ£ŁŲ±ŁŲ¶Ł ŁŁŲ±ŁŲŁŁ
ŁŁŁŁ
Ł Ł
ŁŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŁ
ŁŲ§Ų”Ł
āOrang-orang yang menyayangi sesama, Sang Maha Penyayang menyayangi mereka. Sayangilah semua penduduk bumi niscaya penduduk langit akan menyayangimuā (HR. At-Tirmidzi)
ŁŁŲ§ŁŁ ŲØŁŁŁ ŲØŁŲ·ŁŁŲ§ŁŁ ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲŁŲ¶ŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§Ų³ŁŲŖŁŲ¹ŁŁ
ŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲŁŁ
ŁŲ©Ł ŁŁŲ¬ŁŁ
ŁŁŲ¹Ł Ų§ŁŲ®ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲÆŁŲ®ŁŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲ¤ŁŁ
ŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁŁŲ§ŁŁŲ±Ł ŁŁŲ§ŁŁŲØŁŁŁŲ§Ų¦ŁŁ
Ł Ų§ŁŁŁ
ŁŁ
ŁŁŁŁŁŁ Ł
ŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲŗŁŁŁŲ±Ł Ų§ŁŁŁ
ŁŁ
ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲÆŁŲ®ŁŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲŁŁ
ŁŲ©Ł Ų§ŁŲŖŁŁŲ¹ŁŲ§ŁŁŲÆŁ ŲØŁŲ§ŁŁŲ„ŁŲ·ŁŲ¹ŁŲ§Ł
Ł ŁŁŲ§ŁŲ³ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŲŖŁŁŲ®ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŁŲŁŁ
ŁŁŁ ŁŁŲŖŁŲ±ŁŁŁ Ų§ŁŲŖŁŁŲ¹ŁŲÆŁŁŁ ŲØŁŲ§ŁŲ¶ŁŁŲ±ŁŲØŁĀ
(Ų§ŁŲøŲ± Ų§ŲØŁ ŲŲ¬Ų± Ų§ŁŲ¹Ų³ŁŁŲ§ŁŁŲ ŁŲŖŲ Ų§ŁŲØŲ§Ų±Ł ŲØŲ“Ų±Ų ŲµŲŁŲ Ų§ŁŲØŲ®Ų§Ų±ŁŲ ŲØŁŲ±ŁŲŖ-ŲÆŲ§Ų± Ų§ŁŁ
ŁŲ±ŁŲ©Ų 1379ŁŁŲ Ų¬Ų 10Ų Ųµ. 440)
āIbnu Baththal berkata: āHadits ini mengandung anjuran kuat untuk bersikap penuh kasih sayang terhadap semua makhluk, baik mukmin maupun kafir, binatang piaraan maupun binatang liar, dan termasuk juga di dalamnya adalah komitmen untuk memberikan bantuan makanan dan minuman (kepada yang membutuhkan), meringankan beban, dan menghindari berbuat kekerasan terhadap seluruh makhlukā (Lihat, Ibnu Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari bi Syarhi Shahih al-Bukhari, Bairut-Dar al-Maārifah, 1379 H, juz, XI, h. 440)Ā
Ł
ŁŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁ
Ł Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų³Ł ŁŲ§ŁŲØŁŲÆŁŁ ŁŁŁŁŁ
Ł Ł
ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ§ŁŲ¬ŁŲŖŁŁ
ŁŲ§Ų¹Ł ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲ®ŁŲ§ŁŁŲ·ŁŲ©Ł ŁŁŲ£ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ±ŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁŁŲ§ŲŁŲÆŁ ŁŲ§ŁŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŲŖŁŁŁŁŁŁ ŲØŁŲ¬ŁŁ
ŁŁŁŲ¹Ł ŲŁŲ§Ų¬ŁŲ§ŲŖŁŁŁŲ ŁŁŁŁŁŁ Ł
ŁŲ¶ŁŲøŁŲ±ŁŁ ŲØŁŲŁŁŁŁ
Ł Ų§ŁŲ¶ŁŁŲ±ŁŁŁŲ±ŁŲ© Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ§ŁŲ¬ŁŲŖŁŁ
ŁŲ§Ų¹Ł Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁ ŁŁŲ¬ŁŁŁŲØŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁ
ŁŁŲŖŁŁŁ Ų§ŁŁŲ®ŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ¹Ł Ų¹ŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŲ“ŁŁŲ±ŁŁ ŁŁŲ§ŁŲ¶ŁŁŁŁŲ±Ł. ŁŁŲ§ŁŁŲ„ŁŲŖŁŁŲŁŲ§ŲÆŁ ŁŁŲ§Ų±ŁŲŖŁŲØŁŲ§Ų·Ł Ų§ŁŁŁŁŁŁŁŁŲØŁ ŲØŁŲØŁŲ¹ŁŲ¶ŁŁŁŲ§ ŁŁŲŖŁŲ¶ŁŲ§ŁŁŲ±ŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁ
ŁŲ±Ł ŁŁŲ§ŲŁŲÆŁ ŁŁŲ§Ų¬ŁŲŖŁŁ
ŁŲ§Ų¹ŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ
ŁŲ©Ł ŁŁŲ§ŲŁŲÆŁŲ©Ł Ł
ŁŁŁ Ų£ŁŁŁŁ
ŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŲØŁŲ§ŲØŁ Ų§ŁŲ³ŁŲ¹ŁŲ§ŲÆŁŲ©Ł ŁŁŲ§ŁŁŁŁŁŁ ŲÆŁŁŁŲ§Ų¹ŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲŁŲØŁŁŲ©Ł ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŁŁŲÆŁŁŲ©Ł. ŁŁŁŁŁ
Ł ŁŲØŁŁ Ų¹ŁŁ
ŁŁŲ±ŁŲŖŁ Ų§ŁŲØŁŁŲ§ŁŲÆŁ ŁŁŲ³ŁŲ§ŲÆŁŲŖŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲØŁŲ§ŲÆŁ ŁŁŲ§ŁŁŲŖŁŲ“ŁŲ±Ł Ų§ŁŁŲ¹ŁŁ
ŁŲ±ŁŲ§ŁŁ ŁŁŲŖŁŁŁŲÆŁŁŁ
ŁŲŖŁ Ų§ŁŁŲ§ŁŁŁŲ·ŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ§ŁŲ³ŁŁŲ³ŁŲŖŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŁ
ŁŲ§ŁŁŁŁ ŁŲ³ŁŁŁŁŁŁŲŖŁ Ų§ŁŁ
Ų³ŁŲ§ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲ«ŁŲ±Ł Ų§ŁŲŖŁŁŁŁŲ§ŲµŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŲŗŁŁŁŲ±Ł Ų°ŁŁŁŁŁ Ł
ŁŁŁ ŁŁŁŁŲ§Ų¦ŁŲÆŁ Ų§ŁŁŲ§ŁŲŖŁŁŲŁŲ§ŲÆŁ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁ ŁŁŁŁ Ų§ŁŲ¹ŁŲøŁŁ
Ł Ų§ŁŁŁŁŲ¶ŁŲ§Ų¦ŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŁ
ŁŲŖŁŁŁ Ų§ŁŁŲ§ŁŲ³ŁŲØŁŲ§ŲØŁ ŁŁŲ§ŁŁŁŁŲ³ŁŲ§Ų¦ŁŁŁ
Ā (Ų§ŁŲ±Ų¦ŁŲ³ Ų§ŁŲ£ŁŲØŲ± ŁŲ¬Ł
Ų¹ŁŲ© ŁŁŲ¶Ų© Ų§ŁŲ¹ŁŁ
Ų§Ų” Ų§ŁŲ“ŁŲ¬ Ų§ŁŲ¹Ų§ŁŁ
Ų§ŁŲ¹ŁŲ§Ł
Ų© ŁŲ§Ų“Ł
Ų£Ų“Ų¹Ų±Ł, Ł
ŁŲÆŁ
Ų© Ų§ŁŁŲ§ŁŁŁ Ų§ŁŲ£Ų³Ų§Ų³Ł ŁŲ¬Ł
Ų¹ŁŲ© ŁŁŲ¶Ų© Ų§ŁŲ¹ŁŁ
Ų§Ų”)
āTelah dimaklumi bahwa manusia niscaya bermasyarakat, bercampur dengan yang lain; sebab tak mungkin seorang pun mampu sendirian memenuhi segala kebutuhan--kebutuhannya. Maka mau tidak mau ia harus bermasyarakat dalam cara yang membawa kebaikan bagi umatnya dan menolak ancaman bahaya dari padanya. Karena itu, persatuan, ikatan batin satu dengan yang lain, saling bantu dalam memperjuangkan kepentingan bersama dan kebersamaan dalam satu kata adalah sumber paling penting bagi kebahagiaan dan faktor paling kuat bagi terciptanya persaudaraan dan kasih sayang. Berapa banyak negara-negara yang menjadi makmur, hamba-hamba menjadi pemimpin yang berkuasa, pembangunan merata, negeri-negeri menjadi maju, pemerintah ditegakkan, jalan-jalan menjadi lancar, perhubungan menjadi ramai dan masih banyak manfaat-manfaat lain dari hasil persatuan merupakan keutamaan yang paling besar dan merupakan sebab dan sarana paling ampuhā (Rais Akbar Jamiyah Nahdlatul Ulama Hadlratussyekh Muhammad Hasyim Asyāari, Muqaddimah Qanun Asasi)
Nahdlatul Ulama telah merampungkan munaadharah dalam āInternational Summit of Moderate Islamic Leadersā (Isomil), āMuktamar Internasional Para Pemimpin Islam Moderatā, yang diselenggarakan pada tanggal 9-11 Mei di Jakarta, Indonesia. Setelah berkonsultasi dan berdikusi secara ekstensif bersama banyak ahli dari berbagai bidang yang ikut serta dalam Muktamar ini, Nahdlatul Ulama berbulat hati menyiarkan āDeklarasi Nahdlatul Ulamaā sebagai berikut:Ā
1. Nahdlatul Ulama menawarkan wawasan dan pengalaman Islam Nusantara kepada dunia sebagai paradigma Islam yang layak diteladani, bahwa agama menyumbang kepada peradaban dengan menghargai budaya yang telah ada serta mengedepankan harmoni dan perdamaian.
2. Nahdlatul Ulama tidak bermaksud untuk mengekspor Islam Nusantara ke kawasan lain di dunia, tapi sekadar mengajak komunitas-komunitas Muslim lainnya untuk mengingat kembali keindahan dan kedinamisan yang terbit dari pertemuan sejarah antara semangat dan ajaran-ajaran Islam dengan realitas budaya-budaya lokal di seantero dunia, yang telah melahirkan beragam peradaban-peradaban besar, sebagaimana di Nusantara.Ā
3. Islam Nusantara bukanlah agama atau madzhab baru melainkan sekadar pengejawantahan Islam yang secara alami berkembang di tengah budaya Nusantara dan tidak bertentangan dengan syariāat Islam sebagaimana dipahami, diajarkan dan diamalkan oleh kaum Ahlussunnah wal Jamaāah di seluruh dunia.Ā
4. Dalam cara pandang Islam Nusantara, tidak ada pertentangan antara agama dan kebangsaan. Hubbul watan minal iman: āCinta tanah air adalah bagian dari iman.ā Barangsiapa tidak memiliki kebangsaan, tidak akan memiliki tanah air. Barangsiapa tidak memiliki tanah air, tidak akan punya sejarah.
5. Dalam cara pandang Islam Nusantara, Islam tidak menggalang pemeluk-pemeluknya untuk menaklukkan dunia, tapi mendorong untuk terus-menerus berupaya menyempurnakan akhlaqul karimah, karena hanya dengan cara itulah Islam dapat sungguh-sungguh mewujud sebagai rahmat bagi semesta alam (Rahmatan lil āAlamin).
6. Islam Nusantara secara teguh mengikuti dan menghidupkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai Islam yang mendasar, termasuk tawassuth (jalan tengah, yaitu jalan moderat), tawaazun (keseimbangan; harmoni), tasaamuh (kelemah-lembutan dan kasih-sayang, bukan kekerasan dan pemaksaan) dan iātidaal (keadilan).
7. Sebagai organisasi Ahlussunnah wal Jamaāah terbesar di dunia, Nahdlatul Ulama berbagi keprihatinan yang dirasakan oleh sebagian besar warga Muslim dan non-Muslim di seluruh dunia, tentang merajalelanya ekstremisme agama, teror, konflik di Timur Tengah dan gelombang pasang Islamofobia di Barat.Ā
8. Nahdlatul Ulama menilai bahwa model-model tertentu dalam penafsiran Islamlah yang merupakan faktor paling berpengaruh terhadap penyebaran ekstremisme agama di kalangan umat Islam.
9. Selama beberapa dekade ini, berbagai pemerintah negara di Timur Tengah telah mengeksploitasi perbedaan-perbedaan keagamaan dan sejarah permusuhan di antara aliran-aliran yang ada, tanpa mempertimbangkan akibat-akibatnya terhadap kemanusiaan secara luas. Dengan cara mengembuskan perbedaan-perbedaan sektarian, negara-negara tersebut memburu soft power (pengaruh opini) dan hard power (pengaruh politik, ekonomi serta militer) dan mengekspor konflik mereka ke seluruh dunia. Propaganda-propaganda sektarian tersebut dengan sengaja memupuk ekstremisme agama dan mendorong penyebaran terorisme ke seluruh dunia.Ā
10. Penyebaran ektremisme agama dan terorisme ini secara langsung berperan menciptakan gelombang pasang Islamofobia di kalangan non-Muslim.
11. Pemerintahan negara-negara tertentu di Timur Tengah mendasarkan legitimasi politiknya diambil justru dari tafsir-tafsir keagamaan yang mendasari dan menggerakkan ekstremisme agama dan teror. Ancaman ekstremisme agama dan teror dapat diatasi hanya jika pemerintahan-pemerintahan tersebut bersedia membuka diri dan membangun sumber-sumber alternatif bagi legitimasi politik mereka.Ā
12. Nahdlatul Ulama siap membantu dalam upaya ini.
13. Realitas ketidakadilan ekonomi dan politik serta kemiskinan massal di dunia Islam turut menyumbang pula terhadap berkembangnya ekstremisme agama dan terorisme. Realitas tersebut senantiasa dijadikan bahan propaganda ekstremisme dan terorisme, sebagai bagian dari alasan keberadaannya dan untuk memperkuat ilusi masa depan yang dijanjikannya. Maka masalah ketidakadilan dan kemiskinan ini tak dapat dipisahkan pula dari masalah ektremisme dan terorisme.Ā
14. Walaupun maraknya konflik yang meminta korban tak terhitung jumlahnya di Timur Tengah seolah-olah tak dapat diselesaikan, kita tidak boleh memunggungi masalah ataupun berlepas diri dari mereka yang menjadi korban. Nahdlatul Ulama mendesak Pemerintah Indonesia untuk mengambil peran aktif dan konstruktif dalam mencari jalan keluar bagi konflik multi-faset yang merajalela di Timur Tengah.
15. Nahdlatul Ulama menyeru siapa saja yang memiliki iktikad baik dari semua agama dan kebangsaan untuk bergabung dalam upaya membangun konsensus global untuk tidak mempolitisasi Islam, dan memarjinalkan mereka yang hendak mengeksploitasi Islam sedemikian rupa untuk menyakiti sesama.
16. Nahdlatul Ulama akan berjuang untuk mengonsolidasikan kaum Ahlussunnah wal Jamaāah sedunia demi memperjuangkan terwujudnya dunia di mana Islam dan kaum Muslimin sungguh-sungguh menjadi pembawa kebaikan dan berkontribusi bagi kemaslahatan seluruh umat manusia.Ā
Jakarta, 10 Mei 2016
Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siroj, MAĀ Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Dr. Ir. Helmi Faisal Zaini
Ketua UmumĀ Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Sekretaris Jenderal
Dr. K.H. Maāruf AminĀ Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā K.H. Yahya Cholil StaqufĀ
Rais āAamĀ Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Katib āAam
Ā