Tradisi yang dikembangkan pesantren di Kabupaten Padangpariaman dengan pemberiaan gelar “tuanku” bagi mereka yang sudah menyelesaikan pendidikannya, tergolong unik. Karena itu, tradisi tersebut harus dipertahankan.
Demikian dikatakan Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatera Barat, Zainal M.S., Kamis (2/7), di hadapan ratusan jamaah di Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan, Pakandangan, Kabupaten Padangpariaman.<>
Pada saat yang sama, dikukuhkan 17 tuanku, 20 pasca-tuanku dan 50 murid tingkat madrasah tsanawiyah dari Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan. Hadir, Sekretaris Daerah Kabupaten Padangpariaman, Yuen Karnova.
Menurut Zainal, kebesaran yang dimiliki seorang tuanku harus dijaga. “Keluarga tuanku sendiri harus memulai menghormatinya. Jangan masyarakat saja yang menghormati, tapi pihak keluarga tuanku sendiri haruslah menghormatinya,” katanya.
Salah seorang pimpinan Pesantren Nurul Yaqin, Tuanku Sutan, menyebutkan, posisi pesantren dalam era global memiliki peran yang strategis. Terutama membentengi umat dari kerusakan moral, akhlak dan penyakit masyarakat lainnya. Pesantren tetap akan menjaga nilai-nilai ajaran agama Islam yang diajarkan para ulama yang dibawa Nabi Muhammad.
“Pesantren Nurul Yaqin tetap konsisten menjaga tradisi belajar dengan kitab kuning. Kita tetap mengakomodasi nilai-nilai baru yang tidak bertentangan dengan tradisi pesantren,” ujar Zakirman.
Selain pengukuhan tuanku, Pesantren Nurul Yaqin juga menyelenggarakan pawai ta’aruf, salawat dulang dengan menampilkan group Arjuna Minang dan Kilek Marapi. (bat)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Pentingnya Berpikir Logis dalam Islam
2
Gus Baha Akan Hadiri Peringatan Isra Miraj di Masjid Istiqlal Jakarta pada 27 Januari 2025
3
Keputusan Libur Ramadhan Menunggu Surat Edaran Lintas Kementerian
4
Khutbah Jumat: Mari Bangkitkan Semangat Mempelajari Ilmu Agama
5
Komnas Haji: Pengurangan Petugas Haji 2025 Jadi Tantangan dan Titik Krusial
6
Ketum PBNU: NU Berdiri untuk Bangun Peradaban melalui Pendidikan dan Keluarga
Terkini
Lihat Semua