Warta

Petinggi NU Diingatkan Kalangan Mudanya agar Jaga Netralitas Organisasi

Selasa, 9 Juni 2009 | 22:51 WIB

Kudus, NU Online
Para petinggi atau pejabat struktural Nahdlatul Ulama (NU) diingatkan kalangan mudanya agar tetap menjaga sikap netralitas organisasi, terutama dalam Pemilu Presiden pada 8 Juli mendatang. Pasalnya, setiap langkah pengurus, meski atas nama pribadi, tetap mencerminkan sikap NU secara organisasi.

Demikian disampaikan aktivis Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) Kudus, Jawa Tengah, Sholeh Syakur, kepada Kontributor NU Online, Qomarul Adib, Selasa (9/6). Ia mengatakan hal itu menyikapi adanya sejumlah pengurus NU yang terlibat aksi dukung mendukung salah satu pasangan capres-cawapres.<>

Menurut Syakur, bila NU mendukung salah satu pasangan capres-cawapres, berarti kredibilitas NU menjadi pertaruhan. “Selama ini, sikap politik seperti itu akan berdampak pada masa depan NU,  karena akan menimbulkan konsekuensi politis. Bagus, bila yang didukung menang, kalau tidak,” katanya.

Bila ingin tetap besar, ujar Syakur, NU sebaiknya menjaga kredibilitasnya dengan mengawal proses politik yang sedang berlangsung menjadi berkualitas dan bermartarbat. Banyak pengalaman yang dialami, kader-kader NU yang ikut berkompetisi dalam kekuasaan selalu kandas dalam pertarungan.

“Semestinya kita perlu belajar pengalaman pilpres 2004 lalu, warga NU merasakan terpuruk dan jenuh setelah KH Hasyim Muzadi tidak menjadi Wapres bersama Megawati. Akibatnya kaum nahdliyyin apatis kepada organisasinya. Ini yang perlu disadari pengurus NU di semua tingkatan,” imbuh pengurus Lajnah Ta’lif  wan Nasyr Pengurus Cabang NU Kudus itu. 

Pandangan berbeda disampaikan Wakil ketua PCNU Kabupaten Kudus, Sanusi Emha. Menurutnya, adanya dukungan yang dilakukan pengurus NU pada salah satu capres berdasar sosok yang mempunyai latar belakang maupun kultur NU.

“Jadi, sangat wajar Pak Hasyim Muzadi secara pribadi condong ke Jusuf Kalla, karena beliau itu NU tulen,” katanya.

Meski begitu, lanjut dosen Universitas Wahid Hasyim Semarang itu, secara organisatoris NU tetap netral dengan memberi kebebasan pada kaum nahdliyyin dalam menentukan pilihan.

“ Makanya kader dan warga NU harus tetap solid, cerdas menentukan pilihan dan menjalin silaturrahim dengan semua pasangan capres-cawapres maupun tim suksenya,” harap Sanusi seraya mengapresiasi langkah ketiga pasangan capres yang melakukan kunjungan ke tokoh-tokoh dan ulama NU. (rif)