Warta

PMII: Warga NU Jangan Membalas Dengan Fisik

Jumat, 26 Mei 2006 | 13:55 WIB

Jakarta, NU Online
Tindakan intimidasi dan kekerasan oleh Front Pembela Islam (FPI) terhadap mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Purwakarta, 23 Mei lalu juga mendapat tanggapan Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII). PB PMII menyesalkan peristiwa itu karena dikhawatirkan dapat merusak hubungan baik antar agama dan internal Islam sendiri.

“Kami menyesalkan kejadian itu, karena akan berdampak buruk terhadap hubungan antaragama dan umat Islam sendiri,” kata Ketua Umum PB PMII Hery Haryanto Azumi kepada wartawan di Jakarta, Jum’at (23/5).

<>

Organisasi berbasis massa mahasiswa NU itu juga menyayangkan sikap aparat kepolisian yang yang tidak dapat mengantisipasi kejadian yang melukai warga nahdliyin itu. Karena FPI telah melakukan kekerasan, PMII mendesak kepada aparat penegak hukum untuk segera mengusut tuntas kasus tersebut.

“PMII sangat menyayangkan sikap aparat yang tidak cukup pro-aktif dalam mengantisipasi peristiwa tersebut, agar tidak didorong menjadi konflik horisontal. Kapolri hendaknya segera menyelediki kasus tersebut dan menyelesaikannya secara hukum,” ungkapnya.

FPI, kata Hery, harus segera menghentikan cara-cara kekerasan yang selama ini kerap mereka praktikkan, meski dengan alasan untuk membela Islam. ”Kepada FPI, PMII menyerukan agar menghindari cara-cara kekerasan dan tidak santun dalam memperjuangkan aspirasinya. Kekerasan akan dilawan dengan kekerasan. Ini akan berdampak buruk terhadap masa depan Indonesia,” tuturnya.

Cara-cara kekerasan, lanjutnya, justru akan mengaburkan tujuan pembelaan terhadap ajaran agama Islam. Bagi warga NU, PMII berharap tidak terprovokasi melakukan aksi balasan terhadap FPI secara fisik. ”Warga NU diharapkan tidak terprovokasi untuk melakukan pembalasan secara fisik. Cukup dengan cara dialogis yang sesuai dengan prinsip-prinsip keagamaan kaum nahdliyyin,” katanya. (amh)