Tradisi memperingati meninggalnya seorang ulama atau lebih dikenal dengan istilah haul dilakukan bertujuan meneladani ketokohan ulama bersangkutan. Namun, tradisi itu belakangan hanya bersifat ritual, sedikit orang yang hadir dapat merefleksikannya.
Demikian disampaikan ulama asal Kudus, Jawa Tengah, yang juga kata guru Madrasah Aliyah Qudsiyah, KH Ahmad Asnawi, pada peringatan pendiri Tarekat Syadzaliyyah Syeikh Abu Hasan As-Syadzili di Kaliwungu, Kudus, Senin (17/11).<>
Menurutnya, fenomena itu akibat belum maksimalnya upaya menanamkan ketokohan orang saleh yang diperingati. Dalam haul yang dihadiri ribuan umat Islam itu, ia menyerukan untuk meneladani sifat mulia Syeikh Syadzili.
"Tujuan diadakan haul ini untuk memasukkan ketokohan beliau di hati kita," katanya, seperti dilaporkan Kontributor NU Online, Zakki Amali.
Ketika seorang tokoh telah menjadi idola, tambahnya, maka segala tindakannya akan mengacu kepadanya. "Maka, dahulu para ulama menyebar manaqib dan kisah orang saleh di mana-mana," tuturnya.
Kini, ujarnya, banyak kaum muda yang jauh dari moral Islam. Hal itu terjadi karena kurangnya upaya menanamkan ketokohan para ulama saleh. (rif)
Terpopuler
1
Sosiolog Sebut Sikap Pamer dan Gaya Hidup Penyebab Maraknya Judi Online
2
Menkomdigi Laporkan 80 Ribu Anak Usia di Bawah 10 Tahun Terpapar Judi Online
3
Kabar Duka: KH Munsif Nachrowi Pendiri PMII Wafat
4
Komisi III DPR Singgung Judi Online Masuk Kategori Kejahatan Luar Biasa
5
Besok Sunnah Puasa Ayyamul Bidh Jumadal Ula 1446 H, Berikut Niat dan Keutamaannya
6
Khutbah Jumat: Mari Selamatkan Diri dan Keluarga dari Bahaya Judi Online
Terkini
Lihat Semua