Warta

Ulama Diharapkan Sepakati Penetapan Idul Fitri

Kamis, 11 September 2008 | 02:22 WIB

Medan, NU Online
Ulama dan tokoh ormas Islam diharapkan diminta agar dapat menyatukan pandangan dalam penetapan tanggal 1 Syawal 1429 Hijriah atau Hari Raya Idul Fitri. Selain itu, diharapkan tidak terburu-buru mengumumkan hasil hisab (perhitungan astronomis) dan rukyat (pengamatan bulan) yang dilakukan sebelum disepakati bersama.

Ketua Forum Komunikasi dan Kerjasama Islamic Centre (FKKIC) Sumatera Utara, Zainul Fuad, di Medan, Rabu (10/9), mengatakan, kesepakatan itu diperlukan agar tidak menimbulkan kebingungan dan adanya kebersamaan bagi umat Islam dalam merayakan Idul Fitri.<>

Malah, kata Fuad, perlunya kesepakatan terhadap 1 Syawal tersebut lebih penting dibandingkan dengan penetapan 1 Ramadhan. Dalam 1 Syawal itu ada hukum lain yang menyertai pelaksanaan puasa tersebut. "Bagi umat Islam haram hukumnya jika masih berpuasa pada 1 Syawal," katanya.

Menurut dia, setiap ulama memiliki kemungkinan untuk mendapatkan hasil yang berbeda dalam proses hisab dan rukyat guna menentukan 1 Syawal. Hal itu disebabkan berbedanya metodologi dan posisi bulan yang dilihat dalam proses perhitungan guna penetapan awal bulan tersebut.

Selama perbedaan tersebut tidak terlalu jauh hasilnya, ujarnya, maka ulama dan tokoh ormas Islam sebaiknya "mengijma'kan" (menyatukan) pendapat mereka. Kesepakatan itu lebih baik dan bermanfaat untuk meningkatkan kekompakan dan kebersamaan umat dalam merayakan Lebaran.

Ia menambahkan, ulama dan tokoh ormas juga diharapkan dapat menahan diri untuk tidak mempublikasikan penetapan tanggal 1 Syawal sebelum dibahas dengan ormas lain atau Departemen Agama sebagai perwakilan pemerintah.

Umat Islam akan menjadi bingung jika terdapat perbedaan dalam penetapan 1 Syawal tersebut. "Untuk kebaikan bersama, sebaiknya penetapan Lebaran agar diseragamkan berdasarkan kesepakatan bersama," pungkasnya. (ant/fii)