Penelitian yang dilakukan Balai Diklat Keagamaan Makassar Kementerian Agama tahun 2018 menemukan sejumlah hal bahwa banyak ulama di Indonesia Tengah pada abad ke-17 menggerakkan agama Islam bagi masyarata di sekitar mereka.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut direkomendasikan sejumlah hal. Pertama, lembaga dan daerah yang menjadi pusat kajian Islam dan kaderisasi ulama perlu dipertahankan dan dikembangkan. Pengembangan terkait pemberdayaan ulama, penguatan kelembagaan dari segi ekonomi, pengembangan wawasan pengelola, dan kerja sama atar lembaga pendidikan.
Kedua, ulama perlu difasilitasi untuk membina umat di daerahnya dan mengembangkan wawasan serta pengalaman melalui kunjungan ke daerah lain.
Ketiga, ulama yang telah menyelesaikan studi perlu diberi apresiasi oleh pemerintah dan umat. Sumber dana umat, zakat dan wakaf, perlu dialokasikan untuk menunjang kehidupan ulama dalam melaksanakan tugas pengabdian membina umat. Organisasi Islam dan umat perlu memperhatikan kesejahteraan hidup ulama dalam bentuk penyediaan imbalan jasa membina umat.
Selanjutnya, kemandirian alumni lembaga pendidikan keagamaan perlu dikembangkan terus menerus. Profesi sebagai pedagang dan ulama yang dilaksanakan oleh sejumlah ulama dan penyiar agama pada masa lalu agaknya tidak mudah dikembangkan pada waktu sekarang. Oleh karenanya, calon ulama perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai dengan kondisi zaman.
Pada masa sekarang profesionalisme diterapkan secara ketat pada banyak bidang kehidupan, seperti guru, tenaga medis, juru penerang keluarga berencana, dan lainnya. Dalam kaitan ini, ulama dengan profesinya sebagai penyiar agama dan pembimbing umat perlu diberi prioritas sebagai penyuluh agama mitra pemerintah, petugas pembimbing di bidang pernikahan dan pembinaan keluarga.
Kemudian, peran ulama Sulawesi Selatan dalam menjalankan dakwah di luar Sulawesi Selatan perlu ditelusuri lebih lanjut dan tempat sumber jaringan tersebut (penelitian pada pusat-pusat perguruan yaitu Mekah dan Madina). Persoalan wilayah kerja Balai Litbang dapat diatasi dengan koordinasi dengan Balai Litbang di daerah lain dan Puslitbang terkait.
Keenam, penelitian serupa perlu dilakukan karena telah lama menjadi perhatian sebagian besar akademisi, serta dapat pula mengembangkan tema sentral dalam penelitian Orang Bugis di Haramain pada masa lalu, potret memorial Ulama Sulawesi Selatan dan Barat in pictures, dan penelitian biografi ulama awal Abad ke-20 secara detail sebagai data yang sangat penting untuk melacak akar dan corak keislaman di Nusantara.
Terakhir, perlu penulisan biografi ulama secara ringkas untuk konsumsi murid SD/MI,SMP/MTs. Tujuannya untuk memperkenalkan kepada murid-murid mengenai perjuangan dan jasa ulama dalam membina umat. Hal ini juga dapatmemberi ruang inspirasi dan motivasi kepada mereka untuk menjadi ulama. (Abdul Rahman Ahdori/Kendi Setiawan)