20 Hari Pascabanjir Aceh, Lebih dari 2.000 Santri Dayah MUDI Samalanga Belum Terima Bantuan Pemerintah
Rabu, 17 Desember 2025 | 17:15 WIB
Lumpur hampir satu meter di musalla Dayah MUDI Putri Samalanga pasca banjir bandang menerjang Dayah tersentuh dan masih dilakukan pembersihan secara mandiri oleh santri, dewan guru, dan alumni. (Foto: NU Online/Helmi Abu Bakar)
Bireuen, NU Online
Hingga memasuki hari ke-20 pascabanjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah Aceh, Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, Kabupaten Bireuen, belum menerima bantuan pemerintah, khususnya bantuan sembako untuk para santri dan dewan guru yang mengungsi. Sejak hari pertama musibah, ribuan santri bertahan di lingkungan dayah dengan mengandalkan dapur umum yang dikelola secara mandiri.
Kondisi tersebut terungkap saat kunjungan Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf beserta rombongan ke Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, Selasa (16/12/2025). Kunjungan itu turut dihadiri Mustasyar PBNU sekaligus Mudir Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga Abu Syekh H. Hasanoel Basri HG (Abu MUDI), Wadir I Dayah MUDI Tgk. H. Zahrul Mubarak (Abi MUDI), jajaran pengurus dayah, serta keluarga besar MUDI Samalanga.
Turut hadir Wadir II Dayah MUDI Tgk. H. Sayed Muhyiddin TMS (Aba MUDI), Rektor Unisai Samalanga, unsur PBNU, PWNU Aceh, PCNU, Camat Samalanga beserta rombongan, dan sejumlah tokoh masyarakat setempat.
Dalam penjelasannya, Aba MUDI menyampaikan bahwa hingga kini lebih dari 2.000 santri masih bertahan di dayah. Mereka merupakan santri yang tidak dapat kembali ke kampung halaman karena keluarga mereka juga terdampak banjir dan longsor.
“Sejak hari pertama musibah sampai hari ke-20 ini, bantuan pemerintah berupa sembako belum kami terima. Selama ini dapur umum berjalan secara mandiri,” ujar Aba MUDI di hadapan Menteri Sosial dan rombongan.
Ia menjelaskan, jumlah keseluruhan santri Dayah MUDI mencapai sekitar 6.000 orang. Sebagian santri sempat pulang ke daerah masing-masing, namun banyak yang dipastikan akan kembali dalam waktu dekat untuk melanjutkan pendidikan.
“Santri yang bertahan ini umumnya karena orang tua dan keluarga mereka juga menjadi korban banjir. Ada rumah yang terendam, rusak berat, bahkan masih mengungsi,” jelasnya.
Menurut Aba MUDI, saat ini Dayah MUDI tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga menjadi pusat pengungsian bagi ribuan santri terdampak bencana. Kondisi tersebut membuat beban dayah semakin berat, terutama jika jumlah santri kembali bertambah.
“Dalam waktu dekat jumlah santri akan meningkat. Jika tidak ada bantuan pemerintah, tentu kondisi ini sangat memberatkan,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa permohonan bantuan bukan semata soal logistik, tetapi demi keberlangsungan pendidikan dayah. Para santri harus tetap belajar, sementara kebutuhan dasar mereka belum sepenuhnya terpenuhi.
Selain bantuan sembako untuk dapur umum, pihak Dayah MUDI juga berharap adanya bantuan lain, seperti bantuan jadup, kitab, pakaian, selimut, perlengkapan tidur, serta kebutuhan dasar lainnya. Banyak santri kehilangan barang-barang pribadi akibat rumah keluarga mereka terendam banjir dan lumpur.
Permintaan tersebut disampaikan langsung kepada Menteri Sosial agar pemerintah pusat memberi perhatian serius terhadap kondisi ribuan santri Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga yang hingga kini belum tersentuh bantuan resmi negara.
“Kami mohon dengan penuh harap kepada pemerintah agar membantu keberlangsungan dapur umum dan kebutuhan santri. Ini penting agar proses pendidikan tidak terhenti,” katanya.
Sementara itu, Abu MUDI menegaskan bahwa santri merupakan amanah umat dan bangsa yang harus dijaga bersama, terlebih dalam kondisi darurat pascabencana. Menurutnya, kehadiran negara sangat dibutuhkan untuk meringankan beban yang ditanggung dayah dan para santri.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Sosial Saifullah Yusuf memerintahkan jajarannya untuk mencatat kondisi tersebut dan mencari solusi. Ia juga menginstruksikan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) yang hadir, termasuk Tgk. Amiruddin, tokoh senior PKH Bireuen yang juga calon Koordinator Kabupaten Bireuen, untuk menindaklanjuti persoalan tersebut. Meski demikian, bantuan langsung belum disertakan dalam kunjungan tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, dapur umum di Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga masih terus berjalan secara mandiri dengan persediaan terbatas, mengandalkan bantuan alumni dan masyarakat, sembari menunggu tindak lanjut dan kehadiran nyata bantuan pemerintah bagi ribuan santri yang bertahan di tengah dampak bencana.
============
Para dermawan bisa donasi lewat NU Online Super App dengan mengklik banner "Darurat Bencana" yang ada di halaman Beranda atau via web filantropi di tautan berikut: filantropi.nu.or.id.