Daerah

Ansor Tak Melupakan Pendahulunya

Kamis, 26 April 2012 | 10:39 WIB

Demak, NU Online
Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Demak memperingati hari lahir atau harlahnya yang ke-78, bertempat di Gedung PCNU Demak Jalan Sultan Fatah No 611 Bintoro Demak, Rabu (25/4).<>

Kegiatan ini dihadiri Pengurus Cabang, Anak Cabang, dan para alumni dan senior dari masa ke masa yang terdiri dari disiplin ilmu dan profesi. Hadir juga Wakil Bupati Demak H. Dachirin Said, Ketua PCNU Demak H Musadad Syarif, Ketua MUI Demak KH Muhammad Asyiq, Ketua DPRD Demak H Muchlasin Dainuri, Ketua FKUB H Musafa’ Sya’roni 

“Kami sangat berterima kasih kepada sesepuh mantan pejuang Ansor Demak dengan harapan dalam forum ini hasilnya bisa menjadi referensi kami para pengurus Ansor sekarang dan akan datang,” kata Ketua GP Ansor Demak Maskuri saat memberikan sambutan .

Maskuri menambahkan, dalam rangka Harlah ansor yang ke-78 ini diadakan Refleksi dengan tema Dinamika GP Ansor Kabupaten Demak dari masa ke masa dengan harapan kader Ansor bisa tahu sejauh mana kondisi Ansor sekarang dibandingkan sejak awal berdiri dan hingga sekarang. Diharapkan para kader Ansor tidak hanya membanggakan masanya sendiri, tapi juga mendengarkan pendapat para senior.

“Ansor lebih besar atau lebih kecil idealis apa pragmatis yang bisa menilai adalah warga ansor sebagai kader itu sendiri, setelah dibandingkan dengan pejuang ansor terdahulu,” tambahnya.

Wakil Bupati H Dachirin Said dalam kesempatan itu mengatakan, kekuatan Demak terletak pada kekuatan NU dikarenakan potensial rakyat Demak, umat Islam yang berhaluan Ahlussunah wal Jama’ah. Oleh karena itu kader Ansor harus berperan aktif dalam memikirkan kemajuan NU dan pemerintah tidak akan berfikir untuk dirinya sendiri.

Dachirin menegaskan, kader Ansor dimanapun berada dan dalam kondisi apapun haruslah tetap memikirkan NU. Diharapkan refleksi harlah Ansor kali ini mampu menghasilkan rekomendasi yang positif sekaligus solusinya,

“Kami mengharap pada malam hari ini menghasilkan hal yang positif untuk umat dan pemerintah, saya tunggu hasilnya,” tegasnya.

Ketua PCNU Demak H Musadad syarif mengatakan, NU dan badan otonom atau lembaga yang ada di dalamnya merupakan kesatuan. Semuanya harus berkidmah pada Ulama. Musadad berpesan kepada generasi Ansor untuk bisa berpola pikir, berakhlak dan berjiwa pesantren, karena itu merupakan aset NU yang paling mahal.

“Pesantren merupakan gudang dari segala ilmu yang menjadi pedoman NU termasuk di dalamnya amalan ahlussunah wal jama’ah. Makanya Ansor dan Banser wajib mengamankan aset termahal tersebut,” tegasnya.

Ketua DPRD Demak yang juga sebagai pembina Ansor menyoroti pentingnya pengkaderan secara berkelanjutan dan berkesinambungan baik itu struktural, substansial, maupun kultural di tubuh NU karena dengan demikian maka NU bisa lebih besar lagi.

“Kita harus benahi dulu dari internal atau struktural agar kader bisa hidup dan berkembang,” tuturnya.

Di pihak lain ia mengatakan, budaya yang dimiliki NU harus dimiliki kader muda NU. “Ansor harus bertanggungjawab dengan budaya dan kultur yang selama ini diwariskan oleh para ulama,” tambahnya.

Refleksi berlangsung dengan rangkaian acara Istighosah, dialog, dan sholawat Burdah oleh Rijalul Ansor dari Cabean Demak Kota yang ditutup dengan do’a yang diimami oleh Ketua MUI Kabupaten Demak H. Muhammad Asyiq.


Redaktur     : A. Khoirul Anam
Kontributor : A.Shiddiq Sugiarto


Terkait