Kajian ke-Aswajaan An-Nahdliyah diselenggarakan banyak kalangan. MWCNU Beji Bangil di bawah koordinasi Aswaja NU Center Beji adalah di antara yang mempunyai program rutin kajian Aswaja tersebut.
"Pembukaan kemarin tentang sejarah firqah dalam Islam oleh Ustadz Ma'ruf Khozin. Saat ini adalah kajian yang kedua tentang pengertian Aswaja dan konsep-konsep dalam Aswaja An-Nahdliyah oleh Ustadz Yusuf Suharto," kata Direktur Aswaja NU Center Beji Ustadz Ilyas di MWCNU Beji, Jumat (2/3) malam.
Ia menambahkan, program kajian Aswaja ini di MWCNU Beji termasuk program baru. Ini adalah bagian dari strategi perjuangan Aswaja NU Center Beji untuk mendatangkan penulis-penulis buku ke-NUan termasuk buku Khazanah Aswaja supaya pengurus dan warga NU paham betul tentang apa itu Aswaja dan apa itu NU, hubungan NU dan Aswaja."
Setelah mengurai sejarah Aswaja, Yusuf Suharto mengatakan bahwa orang NU adalah di antara yang berpaham Aswaja.
"Seperti yang juga disampaikan oleh Kiai Hasyim Asy'ari, bahwa Aswaja itu saat ini berkumpul dalam keluarga besar empat imam madzhab, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali. Itulah Aswaja, dan mayoritas ulama Mazhab Syafi'i adalah aqidahnya ikut pola Imam Abul Hasan Al-Asy'ari,” kata Ustadz Yusuf.
Kajian Tematik Aswaja An-Nahdliyah yang berlangsung sebulan sekali disusun oleh pengurus Aswaja NU Center Beji. Kajian tematiknya adalah latarbelakang dan sejarah kemunculan firqah-firqah dalam Islam, mafahim aswaja (pengertian dan bagaimana konsep Aswaja yang sebenarnya, dan apakah Aswaja NU itu sudah sesuai dengan konsep Aswaja para salafus saleh), konsep aqidah Aswaja, konsep amaliah Aswaja, konsep akhlak Aswaja, penjelasan Qanun Asasi NU, kajian dan ngaji kitab-kitab referensi Aswaja (yang menjadi rujukan ulama Aswaja mulai dari kitab aqidah, fiqih, akhlaq-tasawuf Aswaja).
Pada Sabtu (3/3) pagi, Ustadz Yusuf juga mengisi agenda keaswajaan, yaitu bedah buku di MWCNU Muncar Banyuwangi. Sementara pada Ahad (4/3) pagi buku Khazanah Aswaja dibedah di Badung, Bali. (Red Alhafiz K)