Pringsewu, NU Online
Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari cobaan atau ujian. Salah satu cobaan yang bisa saja datang sewaktu-waktu kepada seseorang adalah mendapatkan fitnah.
Untuk menghadapi badai fitnah, setiap orang memiliki reaksi dan sikap berbeda-beda. Dari sikap tersebut, bisa jadi fitnah dapat dihilangkan, namun sebaliknya bisa saja fitnah semakin membesar.
Untuk menghadapi fitnah ini, Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu Lampung, KH Sujadi, memberikan tips dalam menghadapi fitnah. Tips ini selaras dengan kisah hidup Siti Maryam yang termaktub dalam Al-Qur’an surat Maryam dan ia jelaskan pada Ngaji Tafsir Qur’an, Ahad (19/6/2022).
Di antara tips yang diberikan Abah Sujadi, sapaan karibnya, adalah banyak membaca sebuah ayat, yakni:
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ
Hasbunallah wa ni’mal wakil. Ni’mal maula wa ni’man nasir
Artinya: "Cukuplah bagi kami Allah sebagai penolong dan Dia adalah sebaik-baik pelindung".
“Ayat ini menambah kekuatan dalam hati setiap orang bahwa segala fitnah yang menimpa ini akan dihilangkan oleh Allah karena Dialah yang Maha Kuasa,” tuturnya.
Sebagai isu yang tidak benar, fitnah pun menurutnya tidak perlu banyak direspons. Dalam menghadapi fitnah, tidak perlu menanggapi secara membabi buta karena malah akan menguras energi. “Ketika kita menanggapi fitnah maka energi kita pasti akan terkuras dan belum tentu fitnah itu reda,” terangnya.
Sehingga menurutnya, tidak banyak bicara menjadi salah satu sikap yang bisa dilakukan dalam merespons fitnah. Ada kalanya perlu direspons pada kondisi-kondisi tertentu. Ada kalanya pula tak perlu direspons agar fitnah bisa lebih terkendali.
Selain tidak banyak bicara, dalam menghadapi fitnah, seseorang juga harus optimis bahwa badai fitnah yang menerpanya akan segera berlalu. Optimisme akan menjadikan seseorang berpikir positif yang pada akhirnya mampu menemukan solusi untuk menghilangkan fitnah yang menerpa.
Dampak fitnah, berupa beban psikologis yang didapat akibat dari fitnah, juga bisa berdampak pada kesehatan fisik seseorang. Sehingga menurutnya, kesehatan badan juga harus dijaga dengan tetap makan dan minum sesuai porsi dan asupan gizi seperti biasanya. Ritme dan rutinitas keseharian harus terus dijaga sehingga tidak berdampak pada kesehatan tubuh.
Ada dua hal lagi yang penting dalam menghadapi fitnah, yakni tawakkal atau berserah diri dan berdoa kepada Allah. Segala ikhtiar yang sudah dilakukan harus diserahkan kepada Allah yang memang membuat skenario kehidupan manusia. Dan di antara doa yang bisa diamalkan adalah Hasbunallah wa ni’mal wakil. Ni’mal maula wa ni’man nasir.
Dengan ikhtiar ini semua, diharapkan badai fitnah bisa segera mereda dan menjadikan suasana kehidupan akan tenang kembali. Dan diharapkan pula pihak yang menyebar fitnah akan segera sadar, segera diberi hidayah, dibukakan pintu taubat, dan jera sehingga tidak melakukan tindakan fitnah yang dalam Al-Qur'an disebutkan sebagai tindakan yang lebih kejam dari pembunuhan.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Musthofa Asrori