Banyumas, NU Online
Di sela-sela Diklat Terpadu Dasar (DTD) yang dilaksanakan selama 3 hari bertempat di Balai Desa Sokaraja Lor, Kabupaten Banyumas, sebanyak 120 Banser menggelar aksi damai dalam rangka menolak paham radikal. Mereka melakukan pawai untuk menolak ajaran radikalisme.
Mereka menunjukkan pernyataan sikap di alun-alun Kabupaten Banyumas. Setelah itu mereka menggelar pawai menuju lokasi pelatihan DTD.
"Aksi diikuti oleh 800 peserta dari masing-masing rayon dan peserta pelatihan serta Fatayat. Dalam aksi ini kami membacakan pernyataan 9 butir yang pada intinya adalah penolakan terhadap paham radikalisme yang merongrong NKRI," kata Satkorcab sekaligus koordinator aksi Taofiq.
Ia menambahkan, kami Banser tidak takut terhadap segala macam ancaman terhadap organisasi, aswaja dan NKRI. Banser siap di garda terdepan bersama TNI dan Polri serta elemen bangsa untuk menghadapinya.
Kami satu komando. Karena sudah meresahkan dan mengancam keberlangsungan hidup kebangsaan, kita harus membasmi ancaman itu sampai ke akar-akarnya. Jangan sampai Banser di semua tingkatan lengah.
"Sesuai instruksi PBNU kami siap membuat posko pengaduan apabila ada gerakan yang mencurigakan di masyarakat, tentunya dengan koordinasi aparat setempat," katanya.
Dalam rangkaian kegiatan ini juga dibagikan sembako kepada masyarakat yang membutuhkan di sekitar lokasi pelatihan.
"Banser harus berdaya guna dan bermanfaat di masyarakat. Kita harus memunyai bluetooth qolbu terhadap sesame," ungkap Lutfi, pendamping yang mengakhiri pembicaraan dengan NU Online. (Herry BH/Alhafiz K)