Satuan Khusus Wilayah (Satsuswil) Banser Husada (Basada) Lampung mengajak masyarakat untuk sedekah sampah sebagai upaya menjaga kebersihan lingkungan hidup yang merupakan pinjaman dari generasi bangsa.
"Kendati tidak wajib, masyarakat yang ingin berikhtiar menyembuhkan penyakitnya diharapkan membawa sampah anorganik bisa dijual, seperti bekas botol mineral, kardus atau barang lain tidak dipakai," ujar Gatot.
Gatot melanjutkan, masih banyak sampah plastik dibuang sembarangan, baik melalui jendela mobil atau di lingkungan. Kadang juga dibakar. Tumpukan sampah plastik menyimpan kandungan karbon dan hidrogen. Zat-zat tersebut akan berkumpul dengan zat lain seperti klorida yang ditemukan pada sisa makanan, dan ketika disulut api, campurannya akan melepaskan zat berbahaya bagi manusia.
"Informasi tersebut sudah disampaikan pada masyarakat di lokasi baksos. Satu hal yang ingin kami capai ialah adanya kesadaran masyarakat untuk bersahabat dengan sampah. Capaian ini tentu akan pelan, tapi kami akan terus berupaya," ujar Agung menambahkan.
Baksos ATS yang merupakan keilmuan leluhur Nusantara digelar kader muda NU untuk penyembuhan penyakit seperti jantung, migrain, asam urat, asam lambung, asma, stroke, kanker, amandel dan penyakit lainnya.
"Baksos tersebut gratis tanpa modus jual obat. Kami hanya ikhtiar. Selain membawa sampah anorganik, masyarakat yang akan mengikuti penyembuhan juga kami minta membawa air satu botol. Khusus yang mempunyai maag kronis dan asam lambung kami minta membawa jeruk nipis tiga butir sebagai edukasi husada menyembuhkan maag secara mandiri dan cepat," ujar Agung lagi.
Untuk diketahui, Basada adalah satuan khusus Banser yang mengemban tugas bantuan kemanusiaan di bidang kedokteran, kesehatan, dan norma hidup sehat bagi masyarakat khususnya di lingkungan Nahdlatul Ulama, GP Ansor, dan masyarakat. Satuan ini dibentuk mulai pusat sampai kecamatan. (Erli Badra/Muiz)