Ada yang berbeda saat perayaan Hari Santri Nasional tahun 2016 yang diadakan oleh MWCNU Kecamatan Gerokgak Buleleng, Sabtu (22/10). Pengajian yang dipusatkan di Masjid An-Nur Desa Celukanbawang ini bukan hanya diamankan oleh pasukan Banser yang pada umumnya pemuda, tapi juga pasukan Banser yang terdiri atas sejumlah perempuan.
Para jamaah yang hadir agak terkejut dengan pengamanan oleh perempuan berpakaian Banser itu. Sejumlah Banserwati tak canggung mempersilakan jamaah segera masuk ke area pengajian. Terkadang mereka terlihat sibuk membagikan kue pada jamaah ibu-ibu.
Satu dari empat perempuan yang berpakaian Banser bernama Eviliana. Ia merasa bangga menggunakan pakaian Banser yang sudah melegenda di Indonesia. Ia juga tidak menyangka jika kemudian diberikan izin menggunakan atribut Banser oleh Komandan Banser dan Ketua Ranting GP Ansor di Desa Celukanbawang.
“Awalnya sedikit tidak pede, tapi setelah dijalani membanggakan juga. Biar ke depannya imbang antara perempuan dan laki-laki juga bisa sama-sama menjadi benteng NU,” tegasnya.
Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Gerokgak Abdul Karim Abraham mengaku kaget ketika mendapat kabar ada anggota Banser perempuan di Desa Celukanbawang.
“Sepengetahuan kami, anggota Banser se-Bali belum pernah ada anggotanya perempuan. Jadi ini yang pertama,” ungkapnya.
Karim juga menegaskan bahwa adanya anggota perempuan di Banser ini tidak serta merta kita tolak, justru harus diapresiasi sebagai wujud militansi kaum hawa kepada NU.
“Mereka ingin berjuang di NU dengan cara seperti ini. Jadi kita tidak bisa menghalanginya, justru dengan tampilnya perempuan di Banser secara tidak langsung mengkritik pemuda NU yang tidak mau berkecimpung di Ansor maupun Banser,” tegasnya.
Seusai acara, banyak jamaah yang menyapa dengan wajah kekaguman dan tak sedikit untuk mengajak berfoto bersama. (Abraham Iboy/Alhafiz K)