Paser, NU Online
Tepat pada Kamis, 9 November 2017, pukul 20.30 WITA, jajaran PW GP Ansor Kalimantan Timur (Kaltim) tiba di Desa Suliliran Baru Kecamatan Paser Belengkong, Kabupaten Paser untuk memandu pelaksanaan Diklat Terpadu Dasar (DTD) V bagi PC GP Ansor Paser.
Lantunan shalawat menyambut kedatangan tim pengkaderan dari PW GP Ansor Kaltim saat memasuki area pembukaan DTD, yang digelar sejak 9 hingga 12 November 2017.
Pelaksanaan DTD yang digelar di tengah-tengah kampung mendapat apresiasi positif dari warga setempat.
Sebenyak161 peserta dengan disiplin, tekun dan bersemangat mengikuti DTD yang dibimbing langsung Instruktur Satkornas Banser Gatot Arifianto, Ketua PW GP Ansor Kaltim Fajri Al Farobi, Kasatkorwil Banser Kaltim Murjani, Ketua Majelis Dzikir dan Rijalul Ansor Kaltim Ahmad Mudatsir Serta Kasat Provost Banser Kaltim Herryansyah.
Partisipasi aktif jajaran PC GP Ansor dan Satkorcab Paser, termasuk "energi" tambahan, termasuk kehadiran dari PC GP Ansor dan Satkorcab Penajam Paser Utara, yang merupakan daerah terdekat dari Kabupaten Paser.
Dari 161 peserta, terdapat 23 calon Banser putri atau yang biasa disebut Fatser.
"DTD ini merupakan kegiatan bentuk pengkaderan dari amanah para leluhur dan muasis Nahdlatul Ulama," kata Ketua PC GP Ansor Paser, Ahmad Syafii Badar.
Pengkaderan Ansor-Banser melalui DTD itu tidak hanya menggembleng paserta secara fisik, tapi juga secara mental, untuk menjadikan kader muda militan bagi Nahdlatul Ulama.
"Semua materi sudah dikemas apik oleh tim instruktur nasional dan wilayah. Baik materi diruangan dan lapangan. Untuk materi lapangan, ada stelling, barganda, fire walker hingga caraka malam sebelum ditutup dengan pembaiatan," jelas Syafii Badar.
Semua peserta dari latar belakang pendidikan, profesi, bahkan usia itu terlihat sangat bersemangat mengikuti DTD.
Bahkan terdapat peserta berusia 53 tahun bernama Gatot Mangun Kusumo yang mantan Kepala Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), turut menikmati pengkaderan tersebut bersama peserta usia yang jauh lebih muda dari dia.
"Saya bangga menjadi Banser. Karena di Banser ini menjadi tempat saya mengabdi untuk menjaga agama, dan membela bangsa Indonesia, serta menjadi benteng Nahdlatul Ulama," singkat Gatot usai pembaiatan, yang mangaku bahwa putranya, Mahmud Zaini Muslim, telah lebih dulu menjadi Banser. (Red: Abdullah Alawi)