Cerita Zaini Ratuloli, Guru di Flores Timur yang Semangat Hidupkan Seni di Tengah Keterbatasan
Senin, 25 November 2024 | 14:00 WIB
Saat Zaini Ratuloli menerima Juara 2 Guru Honorer Berdedikasi Kabupaten Flores Timur, dan Juara 3 Lomba Teater se-Kabupaten Flores Timur yang diadakan PGRI Flores Timur. (Foto: dok. pribadi/Zaini Ratuloli)
Jakarta, NU Online
Di tengah lanskap perbukitan Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Zaini Ratuloli, seorang guru seni, mendedikasikan dirinya untuk membimbing generasi muda.
Zaini mengajar di SMK Sura Dewa, Larantuka. Ia tidak hanya sekadar memberikan pelajaran, tetapi juga membangun semangat berkesenian di tengah keterbatasan fasilitas dan daya dukung. Baginya, seni bukan sekadar aktivitas, tetapi cara untuk menginspirasi dan membentuk karakter anak-anak didiknya.
Awal mula menjadi guru seni
Perjalanan Zaini menjadi guru bermula pada 2017, saat ia kembali ke kampung halaman setelah lama merantau. "Awalnya, saya tidak punya bayangan akan menjadi guru," kenangnya.
Kala itu, seorang sutradara teater merekomendasikannya untuk mengajar di SMK Sura Dewa. Meski merasa belum cukup mumpuni di berbagai bidang seni seperti seni rupa, musik, dan tari, tetapi Zaini memberanikan diri mengambil tanggung jawab ini.
Ia terus belajar sembari mengajar, memanfaatkan pengalaman yang ia miliki di bidang puisi dan teater saat berproses di Sastra Kalimalang Bekasi bersama mendiang Ane Matahari.
Meski masih berstatus guru honorer dan sedang menyelesaikan pendidikan formalnya, Zaini kini telah mencatat berbagai pencapaian.
Hal ini menjadi bukti dedikasi dan semangatnya untuk terus belajar, sebagaimana moto yang ia pelajari dari Pendiri Sastra Kalimalang Bekasi Ane Matahari: just do it, don't thinking.
Tantangan menghidupkan seni di Flores Timur
Mengajar seni di Flores Timur memiliki tantangan tersendiri. Zaini mengungkapkan, meski bakat seni di daerah ini sangat luar biasa, banyak siswa kurang memiliki kesabaran untuk berproses. "Anak-anak cenderung ingin langsung tampil tanpa melalui proses yang mendalam," jelasnya.
Selain itu, keterbatasan prasarana menjadi hambatan lain. Sebagai sekolah swasta, SMK Sura Dewa mengandalkan dana BOS dan iuran siswa untuk menjalankan berbagai kegiatan, termasuk pengadaan alat-alat seni.
Namun, keterbatasan ini tidak menyurutkan semangat Zaini. Baginya, SMK Sura Dewa telah memberikannya ruang sebesar-besarnya untuk berkarya dan berkreasi. Ia terus mencoba membuka peluang sekecil apa pun agar bisa membawa anak didiknya berprestasi. "Saya selalu mencari jalan dan berjejaring dengan seniman di luar daerah," katanya.
Inovasi dalam berkesenian
Salah satu inovasi yang dibawa Zaini adalah teater multimedia, sebuah bentuk pertunjukan yang mengintegrasikan gambar dan video ke dalam narasi cerita. "Proyektor tidak hanya sebagai latar, tetapi menjadi bagian dari cerita," jelasnya.
Inovasi ini membuahkan hasil, ia meraih juara pertama lomba teater kabupaten pada 2023. Selain itu, Zaini juga terus melibatkan siswa dalam berbagai event nasional. Di antaranya Pekan Kebudayaan Nasional dan Temu Pelajar Nasional.
Pada Oktober 2024, ia bahkan membawa 20 anak didiknya untuk tampil di Kupang dalam acara Merekam Kota. "Saya ingin mereka melihat dunia luar dan memperluas wawasan mereka," ujarnya.
Semangat yang tak pernah padam
Zaini selalu menginspirasi anak didiknya untuk pantang menyerah. Sebagai seorang guru, ia berusaha menjadi jembatan antara keterbatasan di Flores Timur dan peluang besar di tingkat nasional.
Pada 2023, ia berhasil membawa kelompok seni di sekolahnya itu menjadi salah satu dari lima sanggar seni teraktif di Flores Timur.
Motivasi terbesar Zaini berasal dari gurunya, Ane Matahari, yang mengajarkan arti dedikasi dan pengabdian. "Saya ingin ilmu yang diajarkan beliau terus mengalir melalui saya," katanya.
Pencapaian dan sejumlah prestasi
Zaini memiliki sangat banyak pencapaian dan menorehkan sejumlah prestasi. Ia kerap menjadi penampil dalam event kesenian, baik di tingkat lokal maupun nasional. Ia pernah tampil dalam Pekan Kebudayaan Nasional di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada 2018 silam.
Pada 2020, Zaini berhasil meraih Juara 5 Lomba Baca Puisi se-Nusa Tenggara Timur. Kemudian ia memperoleh Juara 2 dengan predikat Guru Honorer Berdedikasi dari PGRI pada 2023. Sepanjang 2023-2023, Zaini menulis buku cerita anak.
Terakhir, ia mengikuti Program Lab Indonesiana Dapur LTC dengan menampilkan monolog berjudul 'Bukan Terang Ikan Terbang' di Pelabuhan Pendaratan Ikan Amagarapati Larantuka, Flores Timur, NTT, pada 22 November 2024. Monolog ini diadaptasi dari dari naskah Kapai-Kapai karya Arifin C Noer.
Pencapaian Zaini tak hanya sampai di situ. Ia juga kerap membawa anak didiknya untuk menorehkan sejarah dengan berbagai karya dan pengalaman.
Di bawah bimbingan Zaini, Bengkel Seni Milenial SMK Sura Dewa Larantuka meraih Juara 2 dalam Festival Teater Nasional yang diadakan Teater Pojok pada 2020. Di tahun yang sama, Zaini membawa anak didiknya menjadi Juara Lomba Pidato Tingkat Provinsi (Nusa Tenggara Timur).
Ia juga mengajak anak didiknya mengikuti workshop di Balai Pustaka yang pada sesi terakhirnya ada penghargaan untuk kelompok-kelompok seni berprestasi, dan Bengkel Seni Milenial SMK Sura Dewa meraih Juara 5. Mereka juga memperoleh Juara 5 dalam Meditasi Coronavirus yang digelar pada masa pandemi.
Lalu pada 2023, Bengkel Seni Milenial SMK Sura Dewa meraih Juara 1 Festival Sepanjang Musim kategori teater. Masih di tahun yang sama, mereka mendapat Juara 3 Lomba Teater Virtual yang diadakan PGRI Flores Timur.
Pada 2023 juga, dua anak didik Zaini ikut Pekan Kebudayaan Nasional dan menghadiri Temu Pelajar Nasional. Terakhir, pada 2024, anak-anak didik Zaini tampil di depan Duta Baca Nasional dalam acara Bincang Literasi di Flores Timur.
Pada 2024 juga, anak-anak Bengkel Seni Milenial SMK Sura Dewa berkolaborasi dengan Teater Keliling, dan mereka juga pentas di Kupang.
Kini, Zaini sedang mengupayakan agar dua didiknya bisa ikut Pertemuan Calon Pemimpin yang diadakan Ma'arif Institute di Malang, Jawa Timur pada akhir Desember 2024. "Kami juga ikut Floratama Academy di Labuan Bajo, kami masuk 20 besar," kata Zaini.
Harapan dan inspirasi untuk guru di Indonesia
Bagi Zaini, profesi guru tidak hanya tentang hasil, tetapi juga proses. "Pendidikan itu ibarat menanam benih yang hasilnya baru terlihat 10-20 tahun kemudian," katanya.
Ia berharap pendidikan di Indonesia, terutama melalui Kurikulum Merdeka, dapat terus memberi ruang bagi guru dan siswa untuk berkreasi. Zaini percaya, semangat pantang menyerah adalah hal yang bisa ditularkan ke guru-guru lain di seluruh Indonesia. "Kita tidak boleh menyerah pada keterbatasan. Selalu ada jalan untuk menciptakan perubahan," ujarnya.
Zaini menggambarkan profesi guru sebagai pekerjaan yang menakjubkan sekaligus penuh tantangan. Ia pun berkomitmen untuk belajar, mengajar, dan menginspirasi generasi muda Flores Timur.
Profil perjalanan karya Zaini Ratuloli
Zaini tergabung bersama Sastra Kalimalang yang didirikan oleh mendiang Ane Matahari pada 2013-2017. Pada 2015, Zaini pernah tampil dalam acara Festival Internasional bertajuk Asean Literary Festival di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Karya-karya puisi Zaini kerap dimuat di media cetak maupun menjadi karya antologi bersama. Di antaranya Negeri Poci, Puisi Menolak Korupsi, dan Lumbung Puisi. Saat kembali ke kampung halamannya di Larantuka, Zaini aktif bergiat di dunia literasi bersama Agupena Flores Timur.
Kini, Zaini aktif di Nara Teater. Ia juga pernah tampil dalam Pekan Teater Nasional 2018 di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki dan Pekan Kebudayaan Nasional 2023.
Sejak kembali ke kampung halaman pada 2017, Zaini telah mendirikan dan menjadi ketua Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lautan Ilmu. Ia lalu mengajar di SMK Sura Dewa Flores Timur pada 2018 dan mendirikan ekstrakurikuler teater Bengkel Seni Milenial.
Bersama anak didiknya, ia telah menorehkan banyak prestasi dan karya. Di antaranya Juara 1 Lomba Teater dalam Festival Sepanjang Musim yang diadakan Sanggar Seni Sina Riang pada 2023.
Bersama Bengkel Seni Milenial, Zaini juga aktif berkarya menghidupkan asa kesenian di Flores Timur hingga mampu berkolaborasi dengan jejaring di luar Flores Timur dalam aktivitas kesenian.
Pada 2023, ia pernah berkolaborasi dengan Rumah Dokumenter Klaten untuk mengadakan Workshop Foto Bercerita dan Film Pendek selama satu bulan yang menghadirkan Ketua Asosiasi Film Dokumenter Indonesia Tony Trimarsanto.
Zaini pernah mengikuti Residensi Literasi di Komunitas Hong Bandung, Jawa Barat, sebagai salah satu seniman yang diundang mewakili Forum TBM pada 2023. Pada 2024, ia menjajaki peluang berjejaring bersama Teater Keliling dengan mengusung pertunjukan Multimedia pada Festival Bale Nagi.
Di tahun yang sama, ia mengikuti Workshop Dramaturgi Postdramatik dalam Teater Dokumenter yang diadakan oleh Konferensi Pertunjukan Teater Indonesia yang menghadirkan pembicara Kai Thucman dari Jerman. Karya tulisnya tentang pertunjukan di Flores Timur banyak dimuat di Media Pojok Seni. https://www.pojokseni.com/