Nasional

Hari Guru Nasional Jadi Momentum Kuatkan Pemuliaan pada Pendidik

Jumat, 24 November 2023 | 17:00 WIB

Hari Guru Nasional Jadi Momentum Kuatkan Pemuliaan pada Pendidik

Logo Hari Guru Nasional 2023. (Ilustrasi: Kemdikbudristek)

Jakarta, NU Online

Tanggal 25 November adalah hari spesial bagi guru. Sebab menjadi momentum untuk kembali mengenang sosok pendidik yang telah mengajarkan ilmu dan kehidupan bagi setiap individu. Guru adalah sosok yang sangat berjasa meskipun tanpa tanda jasa.


Kesuksesan setiap individu tidak terlepas dari jasa seorang guru. Seseorang tidak cukup hanya dengan belajar saja tanpa disertai dengan keridhoan dan adab memuliakan gurunya. Sampai ada ulama yang mengatakan jika seseorang mengalami masalah kesulitan di umur 40 tahun dalam hidupnya, maka bisa jadi ada masalah dengan guru-gurunya.


Dalam artikel NU Online berjudul Nasihat Ulama untuk Memuliakan Guru disebutkan bahwa seorang murid sudah seharusnya tidak tertipu dengan kegigihan dan ketekunannya dalam belajar, hingga lupa untuk memuliakan gurunya. 


Para ulama sejak zaman dahulu selalu berpesan perihal pentingnya memuliakan guru. Salah satu pesan itu sebagaimana dicatat oleh Imam Burhanuddin az-Zarnuji dalam Kitab Ta’limul Muta’allim fi Thariqit Ta’allum yang menyebutkan bahwa seorang pelajar tidak pernah mendapatkan ilmu jika tidak memuliakan ilmu, orang yang berilmu, dan guru-gurunya.


"Tidak sukses orang yang telah sukses kecuali dengan hormat, dan tidak gagal orang yang gagal kecuali disebabkan tidak hormat," kata Imam Burhanuddin dalam artikel yang ditulis oleh Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur dikutip NU Online pada Jumat (24/11/2023).


Memuliakan guru adalah kewajiban setiap pelajar. Siapa saja yang pernah belajar kepada orang lain tentang ilmu pengetahuan, maka wajib baginya untuk memuliakan guru tersebut. Memuliakan guru merupakan etika dan teladan para ulama terdahulu yang memberikan contoh sangat luar biasa perihal bagaimana seorang murid memuliakan gurunya. 


Memuliakan guru merupakan bagian dari memuliakan ilmu itu sendiri. Sementara orang yang tidak memuliakan gurunya, sama halnya tidak memuliakan ilmu yang sedang ditekuni, dan siapa saja yang tidak memuliakan ilmunya, maka sampai kapan pun tidak akan mendapatkan ilmu. 


“Jadilah kamu orang yang memuliakan serta mengagungkan pada gurumu. Karena sungguh, memuliakannya merupakan bagian dari memuliakan ilmu. Tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memuliakan ilmu dan memuliakan orang yang berilmu. Dan, jadilah kamu orang yang yakin pada kapasitas dan keunggulannya pada orang yang ada pada masanya," kata Syekh Abu Bakar Syatha ad-Dimyathi dalam artikel tersebut.


Pemuliaan para ulama kepada guru-gurunya merupakan cara yang harus ditiru oleh semua orang ketika hendak mendapatkan ilmu dan keberkahan yang ada di dalamnya. Dengan memuliakan gurunya, seseorang tidak hanya akan mendapatkan ilmu, tetapi juga akan mendapatkan keberkahan dan kemanfaatan.


Sebaliknya, orang yang tidak memuliakan gurunya maka akan sulit mendapatkan ilmu dan keberkahannya. Sayyidina Ali bin Abi Thalib pun sampai mengatakan bahwa dirinya adalah budak bagi orang-orang yang pernah mengajarkan ilmu kepadanya, sekalipun hanya satu huruf.


Bukan saja kepada gurunya, ulama juga mengajarkan kepada kita untuk menghormati segala sesuatu yang terkait dengan proses pembelajaran mulai dari memuliakan kitab, tempat mengajar guru, dan juga keluarga-keluarga guru.


Dikisahkan Imam Burhanuddin az-Zarnuji tiba-tiba berdiri sambil menundukkan kepalanya di tengah-tengah orang banyak dan membuat orang lain heran dan penuh tanda tanya.


"Sungguh anak guruku sedang bermain bersama anak-anak sebayanya di halaman, dan terkadang anak guruku mendekat ke pintu masjid. Oleh karena itu, setiap kali aku melihatnya, aku berdiri untuk memuliakan guruku," katanya. 


Oleh karena itu, momentum hari guru menjadi penguatan komitmen meraih kesuksesan dan keberkahan masa depan dengan memuliakan para guru, baik yang masih hidup maupun yang sudah berpulang ke rahmatullah. Bagi guru-guru kita, Al-Fatihah.