Daerah

Gafatar dan Kelompok Ekstremis Merupakan Bahaya Laten NKRI

Jumat, 15 Januari 2016 | 17:00 WIB

Pringsewu, NU Online

Ketua PCNU Pringsewu H Taufiqurrohim menegaskan bila kelompok Gafatar dan sejenisnya luput dari pengawasan pemerintah, maka kelompok-kelompok tersebut akan menjadi bahaya laten dan akan dapat meruntuhkan NKRI.

"Tidak ada asap bila tidak ada api dan api akan membesar dan membakarmu bila sejak kecil tidak di padamkan," Taufiq mengumpamakan kasus ini jika tidak ada tindakan penanggulangan dari pemerintah, Kamis (14/01).

Menurutnya pemerintah harus menangani permasalahan ini secara serius dan terpola karena hal ini menyangkut permasalahan agama disamping permasalahan lain seperti pertahanan, keamanan perekonomian, dan lainnya.

Taufiq juga mengharapkan kepada segenap warga negara Indonesia untuk ikut peduli kepada lingkungan serta melaporkan kepada yang pihak terkait jika menemukan hal hal yang mengindikasikan ke arah penyelewengan atau penistaan terhadap agama.

"Sebagai warga negara yang beragama, kewajiban umat selain mengamalkan ajaran agama yang diyakini oleh masing-masing pemeluknya adalah mengawasi dan memberikan informasi terkait ajaran agama yang dianggap menyimpang dari pakemnya," ujar Taufiq saat ditemui di kediamannya.

Ia menilai gerakan aliran bermotif agama yang bersifat eksklusif dan radikal salah satunya yang saat ini sedang booming yaitu Gafatar. Jika dibiarkan menyusup dan berkembang di tengah-tengah negeri ini, maka akan menjadi bom waktu dan mengancam keutuhan NKRI. 

Oleh karenanya Taufiq mengharapkan peran aktif seluruh bangsa Indonesia khususnya pemerintah melalui perangkat yang ada untuk memblokir seluruh kegiatan kelompok Gafatar ataupun sejenisnya yang nyata-nyata akan merusak hubungan umat beragama yang pada akhirnya berpotensi merusak keutuhan NKRI.

Hal ini senada diungkapkan oleh Mustasyar PCNU Pringsewu KH Anwar Zuhdi yang ditemui saat diskusi di Rumah Makan Soto Blitar Pringsewu, Kamis (14/01/16). Menurutnya Pemerintah harus menindak tegas kelompok radikal yang menyebar teror dan segala macam bentuk ekstrimisme yang mengancam kerukunan hidup di NKRI. 

"Zaman Orde Baru kelompok kelompok eksklusif yang mengatasnamakan agama sebenarnya juga banyak berdiri, namun situasi keamanan cenderung kondusif karena mereka tidak menyalahkan dan menyerang kelompok lain. Sekarang ini kelompok kelompok semacam itu banyak yang radikal dan menyerang kelompok lain," katanya.

Ia menilai ketegasan pemerintah khususnya aparat kepolisian dan TNI pada era sebelum reformasi dapat menjadi contoh dalam menangani kelompok kelompok yang radikal dan cenderung merusak tatanan dalam beragama dan bernegara.

Namun Abah Anwar, panggilan kesehariannya, tetap mengingatkan agar ketegasan dalam penanganan permasalahan ini tidak melanggar kaidah-kaidah hukum negara yang berlaku sehingga penyelesaian masalah ini tidak akan menimbulkan masalah lainnya. (Muhammad Faizin/Mukafi Niam)


Terkait