Gali Peradaban Moderat Jawa Pesisir, IAIN Kudus Gandeng Lakpesdam PBNU
Senin, 19 Juni 2023 | 20:30 WIB
Civitas academika IAIN Kudus berpose bersama Ketua Ketua Lakpesdam PBNU KH Ulil Abshar Abdalla, Senin (19/6/2023). (Foto: Dok IAIN Kudus)
Jakarta, NU Online
Sebagai salah satu kampus yang berdiri di pesisir pantai Utara, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus merasa memiliki tanggung jawab besar dalam mengenali peradaban moderat Jawa pesisiran. Bersama dengan Lakpesdam PBNU, IAIN Kudus memberikan pemahaman kepada para dosen terkait Moderasi Beragama, Senin (19/6/2023).
Dalam sambutannya, Rektor IAIN Kudus Prof Abdurrahman Kasdi menuturkan, Kudus sendiri sudah memiliki model keberagamannya yang sudah moderat. Hal ini diperkuat oleh lokal wisdom 'Gusjigang' yang diwariskan oleh Sunan Kudus.
“Gusjigang artinya adalah bagus mengaji dan pintar berdagang. Hampir rata-rata masyarakat Kudus seperti itu. Bahkan, mahasiswa IAIN Kudus juga banyak yang kuliah sambil berbisnis,” paparnya.
Kepala Pusat Studi Ilmu Terapan, Budaya, dan Moderasi Beragama (PSITBMB) IAIN Kudus, Abdul Jalil, yang hadir sebagai moderator menuturkan, IAIN Kudus dengan sayap PSITBMB memiliki konsentrasi untuk mengembangkan moderasi Islam.
“Sampai saat ini ketika berbicara tentang moderasi maka akar moderasi itu sebagian dibangun dari rujukan Al-Qur'an dan Sunnah. Dalam konteks terapan kita tidak bisa langsung merujuk sumber primer saja tetapi harus ada pembenaran kultural dan historis,” ujarnya.
“Yang paling dekat adalah mencari pembenaran historis, epistemologi moderasi Islam dari sumber-sumber yang legitimasi di daerah pesisiran,” sambungnya.
Ia berharap, setelah ditemukan basis epistemologinya maka dapat dikembangkan menjadi riset dan pembelajaran berbasis peradaban yang dimiliki dan kultur yang sudah mengakar di masyarakat. Sehingga dengan sendirinya moderasi menjadi kuat dan tidak tercerabut dari masyarakat.
Baca Juga
Moderasi Beragama dan Urgensinya
“Semoga IAIN Kudus juga dapat menjadi Pusat Studi Pesisiran yang sampai saat ini di Indonesia belum ada. Dan telah disepakati bersama akan dibentuk pusat studi pesisiran bekerja sama dengan Lakpesdam NU dan Nursyam Center,” ungkapnya.
Sejarah dan identitas Islam Pesisir
Dihubungi terpisah, Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan LPPM IAIN Kudus, Aat Hidayat, menuturkan bahwa diselenggarakannya acara itu bertujuan agar para dosen IAIN Kudus dapat mengenal sejarah dan identitas Islam Pesisir yang menopang karakter serta paradigma Islam Moderat di wilayah Jawa Tengah.
“Selain itu, spirit dan inspirasi dari kegiatan ini diharapkan dapat memantik para dosen sebagai akademisi dan peneliti untuk menggali local wisdom Islam pesisir, merumuskan, dan mengenalkannya ke dunia global,” imbuhnya.
Sekretaris LPPM IAIN Kudus, Mualimul Huda, juga menyampaikan bahwa kegiatan tersebut sebagai bentuk komitmen dan mendukung program prioritas Kementerian Agama dalam rangka penguatan serta implementasi moderasi beragama.
“Kegiatan ini menjadi wahana bagi civitas akademika IAIN Kudus untuk membangun pemahaman, paradigma, kultur dan metodologi moderasi yang tepat untuk mengelola potensi, peluang dan tantangan peradaban pesisiran Jawa Tengah,” tandasnya.
Dalam acara tersebut juga hadir para narasumber, antara lain Ketua Lakpesdam PBNU KH Ulil Abshar Abdalla dan Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof Nur Syam, yang berfokus pada pembahasan pesisiran.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori