Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat menghadiri puncak peringatan hari lahir (Harlah) ke-25 Pondok Pesantren Sunan Bejagung, Tuban, Jawa Timur, Ahad (4/6/2023). (Foto: istimewa)
Tuban, NU Online
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mendorong para rektor untuk melakukan revitalisasi turats yang merupakan khazanah kitab kuning dan kekayaan intelektual khas Nusantara.
Saat menghadiri puncak peringatan hari lahir (Harlah) ke-25 Pondok Pesantren Sunan Bejagung, Tuban, Jawa Timur, Ahad (4/6/2023), Khofifah mengatakan khazanah intelektual Indonesia di abad-abad yang lalu telah mengukir kecemerlangan di pentas dunia.
"Kita bisa saksikan di Al-Azhar, ketika kami bertemu para ulama di Timur Tengah, khususnya Mesir itu, terungkap fakta karya-karya Syaikh Nawawi al-Bantani dan Syaikh Mahfudz Attarmisi, menjadi referensi penting. Hingga menjadi bacaan wajib bagi program S3 di Universitas King Abdul Aziz," tutur Khofifah.
Ketua Pimpinan Pusat Muslimat NU itu juga menyampaikan pesan-pesan Al-Qur'an yang kerap dipelajari sekaligus diimplentasikan sebagai program Muslimat NU.
Ia mengutip Surat An-Nisa' ayat 9: Walyakhsya alladziina law tarakuu min khalfihim dzurriyyatan dhi'aafan khaafuu 'alayhim falyattaquu allaaha walyaquuluu qawlan sadiidaan.
"Dan hendaklah takut kepada Allahh orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar."
"Kita harus memperhatikan serius soal generasi yang lemah. Di sini lemah bukan hanya sisi ilmu, tapi juga lemah ekonomi, lemah kekuatan dan semangat. Kita harus bangkit. Dari kalangan pesantren harus lahir generasi yang kuat," tutur Khofifah.
Pentingnya ilmu keagamaan
Sementara itu, Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar mengatakan, ulama di Indonesia telah menanamkan pentingnya menuntut ilmu keagamaan.
"Begitu penting bagi umat Islam untuk memahami pendidikan pesantren. Pendidikan pesantren bersanad (tersambungnya ilmu kepada para ulama terdahulu hingga pada Rasulullah Muhammad saw," tuturnya.
Kata Kiai Marzauki, memang, orang di luar NU terbiasa menggunakan Google, tapi belum tentu memahami nilai-nilai ajaran Islam sesungguhnya.
"Sedang pendidikan di pondok pesantren, mempunyai ketersambungan ilmu dan nasab," tutur Pengasuh Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang.
Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Bejagung, KH Abdul Matin Djawahir menyampaikan kebahagiaanya atas ara peringatan harlah pesantren yang diasuhnya.
"Banyak yang tekad ingin bersama para masyayikh, para kiai sepuh, para habaib dan ulama pesantren, yang mengaji menambah ilmu keagamaan," tuturnya.
Editor: Kendi Setiawan