Gresik, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren (ponpes) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), Ahad (18/2) kemarin mendeklarasikan berdirinya Ikatan Keluarga Alumni Ponpes Tebuireng (Ikapete) di Kabupaten Gresik.
Selain dihadiri ratusan santri alumnus Ponpes Tebuireng, deklarasi tersebut juga dihadiri Pengasuh Ponpes Madrasatul Quran KH. Mustain Syafi’. Tampak pula anggota DPRD Gresik, Sururi S. Ag, Syarif Musa, dan mantan Direktur Utama RSUD Gresik dr Ali Fashol serta elit parpol dari PKB dan PDIP.
<>Dalam kesempatan tersebut Gus Sholah mengatakan, anggota Ikapete diperbolehkan aktif di parpol (partai politik), tetapi tidak boleh membawa nama organisasi Ikapete. “Silakan kalau ada anggota yang mau aktif di politik, karena banyak alumnus Tebuireng itu ada di PKB, PDIP dan Golkar, tetapi mereka tidak boleh mengatasnamakan organisasi Ikapete. Sebab organisasi ini didirikan bukan untuk dukung-mendukung parpol,” kata Gus Sholah yang didampingi Ketua Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Gresik Drs Ainur Rofik.
Adik kandung Gus Dur ini menambahkan, pendirian Ikapete murni sebagai wadah silaturrahim antaralumni yang tersebar di seluruh Indonesia yang selama ini tidak terorganisir, diharapkan keberadaan Ikapete juga bisa menghimpun dana untuk keberlangsungan perjuangan alumni yang konsen di bidang pendidikan. “Saya sudah buka nomer rekeningnya, silakan kalau ada alumni yang mau menyumbang dana,” ungkapnya.
Mantan calon wakil presiden berpasangan dengan calon presiden Wiranto itu menambahkan, dirinya berkeinginan untuk melanjutkan membuat majalah khusus Ponpes Tebuireng yang saat ini sudah tidak ada yang mengurus.
Sebelumnya beredar isu Ikapete didirikan di Gresik demi politik PKB guna menandingi organisasi Kesan (Keluarga Alumni Santri Langitan) yang banyak beralih ke PKNU. Namun isu tersebut dibantah Gus Sholah. Mantan aktivis Komnas HAM ini berkali-kali menampik bahwa Ikapete tidak ada tujuan menandingi organisasi alumni Ponpes Langitan.
“Tolong Ikapete jangan dikait-kaitkan dengan kepentingan politik tertentu karena pendiriannya murni menjadi wadah untuk reaktualisasi pemikiran kakek saya (KH Hasyim Asy’ari, pendiri jamaah NU, Red) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” pungkas Gus Sholah. (duta)