Jember, NU Online
Untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, umat ini butuh perubahan, terutama dari sisi akhlak. Sebab jika tidak ada perubahan, akhlak akan semakin terdegradasi. Jika itu terjadi maka sesungguhnya bangsa ini berada di tepi jurang kehancuran.
Hal tersebut diungkapkan oleh Habib Hasan bin Ismail al-Muhdhor saat memberikan sambutan dalam Pengajian Majelis Al-Muwashalah di masjid Baitunnur Kompleks Pesantren Nuris Antirogo, Kecamatan Sumbersari Jember Jawa Timur, Kamis (22/8).
Menurut habib asal Probolinggo itu, tanggung jawab untuk membenahi akhlak berada di tangan para pemimpin formal maupun non-formal dan para tokoh masyarakat. Mereka berkewajiban untuk memelopori pembenahan akhlak di tengah–tengah masyarakat.
“Untuk itu, kita harus punya akhlak dulu, harus berakhlak dulu sebelum membenahi akhlak masyarakat,” tuturnya.
Habib Hasan mengibaratkan akhlak yang dimiliki pemimpin sebagai modal untuk ditanam. Sebab bagaimana mau menanam akhlak kalau si pemimpin tidak punya barang yang mau ditanam (akhlak). Sama halnya dengan orang mau beli baju, maka modalnya adalah uang. Ia lalu menyitir firman Allah yang berbunyi Innallaaha la yughayyiru ma biqaumin hatta yughayyiru ma bianfusihim. (Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga mereka berusaha mengubah apa yang ada dalam mereka sendiri).
“Jadi modal untuk mengubah nasib adalah berusaha agar bagaimana nasib itu berubah,” ulasnya.
Di tempat yang sama, Habib Nizar bin Husni Alayidrus menegaskan bahwa Pengajian Majelis Al-Muwashalah bukan bermaksud untuk menggurui, tapi hanya ingin menyambung dan menguatkan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) agar ajaran Nabi Muhammad selalu tertanam di hati masyarakat.
“Kita duduk bareng di tempat ini untuk sama-sama belajar, ya belajar ilmu untuk memperbaiki diri dan umat. Nah untuk semua perbaikan itu, harus didahului dengan memperbaiki nafsu dulu” jelasnya.
Sementara itu, Syaikhul Ma’had Nuris Jember, KH Muhyiddin Abdusshomad menegaskan pihaknya merasa beruntung ditempati pengajian majelis yang dikelola oleh habaib, yang notabene merupakan keturunan Nabi Muhammad saw.
“Mereka adalah orang-orang yang shaleh. Kalau dibandingkan dengan kita, jauh. Tapi mudah-mudahan keshalehan mereka mengalir kepada kita sehingga kita juga menjadi orang yang shaleh, bermanfaat untuk mengembangkan Aswaja ke depan,” pungkasnya.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Muchlishon