Dunia memang penuh dengan tipu daya dan godaan. Hal ini bisa membuat manusia terlena dan berlebihan dalam mencintai dunia serta hanyut dalam kenikmatan sementara ini. Kecintaan terhadap dunia bisa mengakibatkan munculnya sifat munafik di dalam hati manusia. Penyakit munafik ini akan meresap dalam jiwa seperti air yang menumbuhkan tumbuhan.
Jika ada orang yang beribadah menjalankan perintah Allah namun di dalam hatinya berdasarkan kecintaan terhadap dunia maka di akhirat nanti ia akan dipermalukan. Mereka akan dipermalukan di depan penduduk akhirat dengan predikat ahli ibadah suka kepada sesuatu yang dibenci Allah.
"Mereka akan dipermalukan sampai wajah mereka rontok karena rasa malu. Mereka menyenangi dunia yang setelah proses penciptaan dunia ini, Allah tidak melihat dunia lagi," kata Gus Mubalighin Adnan Pengasuh Pondok Pesantren YPPTQMH Ambarawa, Pringsewu, Lampung dalam Kajian Kitab Tasawuf Minahussaniyah di Aula Gedung NU Pringsewu, Ahad (31/3).
Terkait dunia, Imam Ghazali menurut Gus Balighin menegaskan, dunia merupakan musuh dari Allah, para kekasih Allah, dan musuhnya musuh Allah. Menjadi musuh Allah karena dunia bisa memutus seseorang untuk beribadah. Menjadi musuh kekasih Allah karena dunia menjadi penggoda dalam beribadah kepada Allah. Menjadi musuhnya musuh Allah karena kelompok ini menilai dunia menjadi makhluk yang melenakan.
"Diperbolehkan senang dunia namun tidak boleh melebih-lebihkan urusan keduniaan melebihi kadar kebutuhan kita. Seperti Rasulullah yang tidak pernah menyimpan stok makanan untuk lebih dari tiga hari ke depan," ungkap Gus Balighin.
Materi dunia ini juga lanjut Gus Balighin yang akan menyulitkan urusan di akhirat. Hal ini dikisahkan bagaimana sahabat nabi Abdurrahman bin Auf yang kaya raya dan dermawan harus masuk surga terpaut 500 tahun dari sahabat nabi yang lainnya karena dihisab terlebih dahulu kekayaannya.
"Memang cinta itu mampu membuat yang tidak mungkin dibuat seolah mungkin. Yang kuat dibuat seolah kuat. Sehingga orang yang cinta harta dan dunia akan melakukan segala upaya untuk dapat meraihnya, walaupun sebenarnya ia tidak bisa" katanya.
Gus Balighin pun menegaskan bahwa kecintaan dunia merupakan inti permasalahan dari setiap kesalahan. Karena dalam hadits Nabi ditegaskan dunia dan isinya tidak disukai Allah kecuali harus dikaitkan dengan urusan ibadah dengan Allah SWT.
"Kita juga memang tidak boleh melupakan bagian atau nasib kita di dunia. Namun fokus utamanya adalah kehidupan di akhirat kita," pungkasnya pada Ngaji Ahad Pagi (Jihad Pagi) yang rutin dilaksanakan di Pringsewu. (Muhammad Faizin)