Pontianak, NU Online
Pengurus Wilayah (PW) Ikatan Alumni (Ika) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kalimantan Barat menggelar pelantikan pengurus. Hal tersebut usai digelarnya Musyawarah Wilayah ke-4 beberapa waktu berselang.

 

Pelantikan dilaksanakan di Hotel Orchardz pada hari  Jumat (10/1) yang diisi dengan dialog publik dengan tema ‘Kemandirian Desa dan Pondok Pesantren’. 

 

Pelantikan dan dialog publik ini dihadiri Ketua Umum Pengurus Besar Ika PMII, Akhmad Muqowam, juga Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar, Zainut Tauhid Sa'adi selaku Wakil Menteri Agama, yang ketiganya merupakan pemateri dialog publik. Bahkan Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji turut hadir.

 

Gubernur Kalimantan Barat mengatakan bahwa tema yang diambil pada pelantikan dan dialog publik ini menarik. Dalam pandangannya, desa terbagi menjadi desa mandiri, maju, berkembang dan desa tertinggal.  

 

“Desa mandiri yang ada di seluruh Indonesia berjumlah 834 dari 74954 desa, dan 10,7% desa mandiri ada di Kalimantan Barat,” kata Sutarmidji.

 

Dari pengamatan dan fakta di lapangan ditemukan bahwa desa yang di dalamnya terdapat pesantren memberikan sumbangsih yang bagus pada kemandirian.

 

“Desa yang terdapat pondok pesantren di dalamnya sudah dipastikan termasuk desa mandiri, karena aktivitas santri-santri yang produktif,” ungkapnya.

 

Oleh sebab itu, dirinya sangat mendesak kepada sejumlah kalangan termasuk Ika PMII untuk terlibat dan memajukan desa yang ada. Karena dirinya yakin, para kader dan aktivis PMII merupakan pegiat yang berkenan untuk turun dan berkiprah di desa.
Dirinya juga mengemukakan sependapat dengan tema yang diangkat pada pelantikan dan dialog.

 

"Tema dialognya sangat menarik dan cocok untuk pembahasan kali ini karena Kalimantan Barat memang sedang menargetkan desa yang ada menjadi lebih mandiri," ungkapnya.

 

Selanjutnya, PW Ika PMII Kalimantan Barat yang diketuai Suib dilantik langsung oleh PB Ika PMII, Akhmad Muqowam kemudian dilanjut dengan pelantikan pengurus bidang dan lembaga PW Ika PMII Kalimantan Barat. 

 

 

Kontributor: Maulida
Editor: Ibnu Nawawi