Daerah

Insiden Perahu Terbalik di Bireuen, Transportasi Darurat Warga Terdampak Bencana Belum Aman

Rabu, 17 Desember 2025 | 14:00 WIB

Insiden Perahu Terbalik di Bireuen, Transportasi Darurat Warga Terdampak Bencana Belum Aman

Satu penumpang yang dilaporkan hanyut setelah perahu motor (boat getek) terbalik di Sungai Peusangan Selatan, Kabupaten Bireuen, Aceh. (Foto: dok istimewa/Helmi Abu Bakar)

Bireuen, NU Online

Tim SAR gabungan hingga Selasa (16/12/2025) masih melakukan pencarian terhadap satu penumpang yang dilaporkan hanyut setelah perahu motor (boat getek) terbalik di Sungai Peusangan Selatan, Kabupaten Bireuen, Aceh. Insiden ini kembali menegaskan tingginya risiko transportasi darurat yang dihadapi warga sejak jembatan utama penghubung kawasan tersebut rusak dan belum selesai diperbaiki.


Kepala Satgas SAR Bireuen, Agus Saputra, mengatakan laporan kejadian diterima dari warga sekitar pukul 12.20 WIB. Menindaklanjuti laporan itu, tim SAR segera menerjunkan tujuh personel ke lokasi kejadian.


“Tim tiba sekitar pukul 12.52 WIB dan langsung melakukan penyisiran menggunakan rubber boat,” ujar Agus.


Berdasarkan keterangan sementara, perahu tersebut mengangkut enam orang, termasuk tekong. Saat baru bergerak sekitar empat meter dari tepi sungai, perahu tiba-tiba miring ke kanan. Muatan yang berat dan terkonsentrasi di bagian depan, ditambah derasnya arus Sungai Peusangan, menyebabkan perahu kehilangan keseimbangan dan terbalik.


Akibat insiden tersebut, empat penumpang sempat terbawa arus. Tiga orang berhasil menyelamatkan diri, sementara satu penumpang hingga kini masih dinyatakan hilang. Tim SAR gabungan melakukan pencarian dengan menyisir aliran sungai di sekitar lokasi serta memperluas radius pencarian mengikuti arah arus.


Peristiwa ini menuai keprihatinan dari berbagai pihak, termasuk Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Bireuen. Ketua Ansor Bireuen, Khaidir, menilai kejadian ini harus menjadi peringatan serius bagi pemerintah daerah untuk segera menghadirkan solusi transportasi penyeberangan yang lebih aman bagi masyarakat.


“Selama jembatan belum selesai diperbaiki, warga terpaksa bergantung pada perahu penyeberangan darurat. Ini sangat berisiko, terutama saat arus sungai deras. Pemerintah harus hadir dengan solusi yang aman dan bertanggung jawab,” kata Khaidir.


Ia menegaskan, pemerintah perlu segera menyiapkan perahu penyeberangan resmi dan memperbanyak jumlahnya agar warga tidak lagi bergantung pada moda transportasi yang rawan kecelakaan. Selain itu, standar keselamatan juga harus diperketat, termasuk pembatasan muatan serta penyediaan pelampung bagi seluruh penumpang.


“Kami berharap ada respons cepat dari pemerintah. Jangan sampai korban terus berjatuhan hanya karena keterbatasan akses sementara,” ujarnya.


Pria yang akrab disapa Gus Dir itu menambahkan, musibah ini semestinya menjadi momentum evaluasi menyeluruh terhadap penanganan dampak bencana dan kerusakan infrastruktur di wilayah tersebut. Menurutnya, keselamatan warga harus menjadi prioritas utama seiring percepatan perbaikan jembatan yang tengah berlangsung.


Hingga berita ini diturunkan, tim SAR gabungan masih melanjutkan operasi pencarian korban yang hilang. Warga di sekitar lokasi diimbau tetap waspada dan mengurangi aktivitas penyeberangan saat arus sungai tidak bersahabat, sambil menunggu langkah konkret pemerintah dalam menyediakan sarana penyeberangan yang lebih aman.


============

Para dermawan bisa donasi lewat NU Online Super App dengan mengklik banner "Darurat Bencana" yang ada di halaman Beranda atau via web filantropi di tautan berikut: filantropi.nu.or.id.