Inspiratif, Sinergi Polisi Santri dan Masyarakat Dirikan Majelis Ngaji di Pedalaman Sumsel
Sabtu, 9 Maret 2024 | 20:00 WIB
OKI, NU Online
Kisah insipiratif ini datang dari seorang anggota polisi yang juga seorang santri di Provinsi Sumatera Selatan. Adalah Bripka Sugianto, seorang anggota polisi yang sudah bertahun-tahun berjuang mendirikan majelis tempat mengaji di pedalaman Sumatera yang kemudian diberi nama 'Al-Majeed'.
Majelis Al-Majeed mengajarkan ilmu Al-Qur’an dan kini mengasuh sekitar 80 santri. Beberapa di antaranya telah mengikuti program tahfiz, dengan metode Yanbu’a dari Pondok Pesantren Yanbu’ul Qur’an Kudus Jawa Tengah.
Selain itu, majelis ini juga mengasuh anak-anak yatim di lingkungan sekitar, yang kebanyakan dari keluarga kurang mampu.
Baca Juga
Ketika Polisi Hentikan Mobil Gus Dur
Kepada NU Online, Sabtu (9/3/2024) Pengasuh Majelis Al-Majeed Ustadz Widi Muryono mengisahkan bahwa awal berdirinya majelis tersebut dimulai pada awal September 2021 silam. Awalnya Majelis Al-Majeed adalah tempat menampung anak-anak kampung mengaji di sebuah rumah kecil di pelosok desa Sumber Hidup, Kecamatan Pedamaran Timur, Kabupaten OKI Sumatera Selatan.
Dari sanalah Bripka Sugianto tergerak dan berinisiatif membangun tempat mengaji yang layak bagi para santri. Niatan tersebut disambut baik oleh atasannya, AKBP Dili Yanto, yang merupakan Kapolres OKI saat itu. AKBP Dili Yanto sendiri juga berlatar belakang santri yang pernah menjabat Wakapolres Kendal dan banyak menimba ilmu dari KH Dimyati Kendal.
Secara bahu membahu, pihak Polres dan masyarakat mulai membangun majelis tersebut. Meski masyarakat sekitar dan orang tua santri mayoritas dari kalangan ekonomi bawah, namun mereka tidak patah semangat untuk mengumpulkan dana pembangunan dengan cara yang kreatif.
"Setiap pekan masyarakat gotong-royong bekerja borongan di perkebunan. Hasil upah dari kerja itulah yang dikumpulkan sedikit demi sedikit hingga akhirnya bangunan tegak berdiri setahun kemudian," kata Ustadz Widi.
"Anak-anak tidak hanya dibantu membangun tempat mengaji yang layak, tapi mereka juga diperhatikan kebutuhannya, terutama anak yatim,” imbuhnya.
Seiring berjalannya waktu, keberadaan Majelis Al-Majeed juga menambah kekompakan para orang tua santri. Mereka kemudian membentuk kelompok tani untuk mengembangkan ekonomi mandiri, salah satunya ternak sapi. Sejak setahun terakhir, Majelis Al-Majeed pun telah memiliki aset beberapa ekor sapi.
"Gerakan ekonomi mandiri ini diharapkan suatu saat dapat menjadi penopang kemandirian lembaga, dan lebih jauh dapat menjadi pesantren wirausaha," ujarnya.
Keberadaaan majelis yang bersinergi dengan kepolisian ini juga mendapat perhatian khusus dari Kapolres Ogan Komering Ilir saat ini yakni AKBP Hendrawan Susanto. Saat mengunjungi majelis tersebut pada Kamis (7/3/2024) ia menyerahkan langsung bantuan material bangunan, peralatan shalat, Al-Qur’an dan juga menyantuni 30 anak yatim.
Hendrawan mengatakan bahwa keberadaan majelis taklim Al-Majeed sangat bermanfaat karena menjadi tempat mengaji dan mengajarkan ilmu agama di masyarakat serta menjadi kontrol sosial.
"Kami bangga dan ingin terus berkontribusi atas keberadaan tempat mengaji seperti Al-Majeed ini. Kami mendukung perjuangan Bripka Sugianto dalam merintis tempat ini bersama masyarakat," ungkapnya.
Tokoh agama setempat, KH. Ali Mahsun juga merasa bersyukur dan bangga dengan langkah inspiratif Kepolisian bekerjasama dengan masyarakat mendirikan dan merawat Lembaga Pendidikan Agama, terlebih di desa pedalaman.
"Kami sangat berterima kasih atas perjuangan selama ini. Harus diakui Polres kita teladan. Semoga silaturahmi dan kebaikan ini terus berkesinambungan,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Bripka Sugianto mengungkapkan bahwa inisiatifnya ini ia dapatkan dari keteladanan para pimpinan di lingkungan Polres OKI.
"Kami diberi inspirasi dan contoh nyata oleh para pimpinan kami, tidak hanya profesional bertugas dan berprestasi dalam satuan kerja, namun juga memiliki sumbangsih nyata kepada masyarakat meskipun itu kecil," ujarnya.
Ia juga mengaku mendapat keteladanan dari Wakil Bupati OKI periode 2019-2024 H M Dja’far Shodiq yang pernah dikawalnya. Meski bukan berlatar belakang santri, namun Wakil Bupati tersebut mendirikan pesantren di desa tempatnya tinggalnya.
Bukan hanya itu, ia juga menggagas majelis taklim yang telah sepuluh tahun terakhir berjalan hampir di seluruh pelosok OKI. Majelis taklim ini diberi nama Anwaarul Habib dan diasuh oleh ulama kenamaan dari Palembang, Habib Ahmad Bin Alwi Alkaff dengan jamaah mencapai ribuan orang. Bripka Sugianto sendiri adalah salah satu santri di majelis tersebut.
Ia berharap agar para santri Al-majeed kelak dapat mengabdi menjadi polisi yang shaleh. "Semoga ke depan semakin banyak muncul generasi santri yang menjadi polisi," pungkasnya.