Sumedang, NU Online
Dalam menyikapi perkembangan teknologi dan komunikasi saat ini, khususnya internet dan media online, kader Gerakan Pemuda Ansor jangan hanya menjadi konsumen media saja, tapi harus mampu memproduksi konten-konten positif.
"Saat kader-kader Ansor mengisi media sosial (medsos) dengan konten-konten yang positif," ujar Ketua Tim Media GP Ansor Sumedang, Jawa Barat Ayi Abdul Kohar dalam acara pelatihan kontributor media Ansor di Aula PCNU Sumedang, Rabu (7/10).
Dikatakan, perkembangan teknologi dan komunikasi yang begitu cepat memunculkan peradaban dan realitas baru di tengah masyarakat dunia. Dengan adanya media online semua orang saat ini berlomba-lomba memperoleh informasi tentang apa saja yang menyangkut hidup dan kehidupannya tanpa ada ruang pembatas.
"Media online marak digunakan sebagai salah satu sumber informasi, pembelajaran, pusat belanja, serta alat penyebaran pesan keagamaan. Hal ini karena media online memungkinkan informasi disampaikan secara cepat dan berulang-ulang," ucapnya.
Dalam rilis yang diterima NU Online, Jumat (9/10, Ayik berharap harus segera disikapi dengan baik dan bijak oleh para kader GP Ansor. Janganlah hanya menjadi konsumen atau penikmat konten media hasil orang lain.
"Akan tetapi sudah saatnya para kader Ansor tampil kepermukaan, berperan aktif di media online dan media sosial, menyampaikan ide dan gagasan dengan membuat konten-konten positif. Para kader Pemuda Ansor harus menguasai jurnalistik," kata Ayi.
Sebagai alat lanjutnya, media bisa digunakan sesuai keinginan pengguna, termasuk untuk penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan radikalisme atas nama agama.
"Sekarang banyak dilakukan oleh golongan-golongan yang akidahnya tidak sejalan dengan NU. Mereka tahu betul bagaimana memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan faham-fahamnya," ungkapnya.
Disampaikan, kalau kader NU dan kader Ansor hanya berdiam saja, membiarkan golongan mereka menyebarkan faham-fahamnya di media secara liar, membiarkan mereka penyebar kebencian, kelakuan mereka tidak hanya mencoreng citra Islam sebagai agama cinta damai dan menjunjung nilai toleransi, tapi bisa merusak keharmonisan dalam berbangsa dan bernegara.
Oleh karenanya lanjut Ayi, ayo kita banjiri media online, media sosial, dan media cetak dengan hasil tulisan-tulisan para kader GP Ansor. Penuhi konten-konten media sosial dengan konten hasil para kader NU. Para kader Ansor jangan hanya pandai diskusi di kelas saja, tapi harus pandai diskusi di dunia maya.
"Setiap kelompok saat ini mengambil peran dalam ruang publik dan berusaha menguasainya. Pemenangnya adalah mereka yang mengelola ide dan gagasan dengan baik," pungkasnya.
Editor: Abdul Muiz