Kader PMII Solo Penuhi Nazar Ziarahi Mahbub Djunaidi (Bag. I)
Rabu, 29 Maret 2017 | 11:08 WIB
Solo, NU Online
Di kalangan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), H Mahbub Djunaidi tidak hanya dikenal sebagai ketua umuma pertama organisasi yang berdiri pada 17 April 1960 itu. Lebih dari itu Mahbub dikenang dan menjadi sosok inspirasi dunia kepenulisan.
Tak terkecuali, bagi Joko Priyono, kader PMII Kentingan Surakarta. Demi memenuhi nazar, ia melakukan perjalanan napak tilas perjuangan Mahbub Djunaidi dari Kota Solo ke Bandung, tepatnya ke makam tokoh yang berjuluk “Sang Pendekar Pena” itu.
“Pertama memang karena nazar. Jadi selesai RTK, pada kepengurusan lalu, saya sudah berjanji untuk ziarah ke makam Mahbub. Kedua, ini menjadi salah satu usaha saya untuk napak tilas perjuangan Mahbub,” ungkap Joko, saat ditemui NU Online, Selasa (28/3).
Sejak awal bergabung di PMII, Joko memang mengidolakan sosok Mahbub. Ia kini bahkan telah mengoleksi buku-buku Mahbub, seperti novel Dari Hari ke Hari, Asal Usul, Binatangisme (terjemah dari buku karya George Orwell) dan lain sebagainya. Ia pun menekuni jalan pergerakan yang pernah ditempuh Mahbub, dengan aktif di LSO Jurnalistik PMII Komisariat Kentingan.
Joko yang kini masih menyelesaikan pendidikan kuliah di Fakultas MIPA UNS memulai perjalanannya seorang diri, Jumat (24/3) lalu dengan menaiki kereta api jurusan Kutoarjo. Selanjutnya, berganti kereta menuju ke Kota Kembang.
Tiba di Bandung, ia tak langsung ke tempat persemayaman terakhir Mahbub. Justru, Rayon Saintek PMII UIN Sunan Gunung Djati (SGD) Kabupaten Bandung yang menjadi destinasi pertamanya.
Ironisnya, papar Joko, beberapa anggota PMII di daerah tersebut justru banyak yang tidak mengetahui keberadaan makam Mahbub di Bandung. “Termasuk buku-buku Mahbub juga tidak dimiliki mereka,” imbuh Joko.
Pemuda asal Wonosegoro Boyolali itu pun kemudian mengajak sejumlah anggota Rayon Saintek PMII UIN SGD untuk ikut berziarah bersama ke makam Mahbub yang terletak di Kompleks Pemakaman Assalam Caringin Kota Bandung. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)