Jombang, NU Online
Puluhan siswa Muallimin Muallimat 6 tahun Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur mengikuti pelatihan Bahasa Inggris dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Ketua panitia Muhammad Lutfi mengatakan, pelatihan ini merupakan bentuk kerjasama dengan pihak Mualimin Muslimat Tambakberas. Sebelumnya pihak LPPM Unesa Surabaya menggelar pelatihan dengan dewan guru Madrasah Mualimin Mualimat Bahrul Ulum.
Pelatihan ini berbeda dengan umumnya pembelajaran bahasa Inggris. Kali ini pelatihan diberikan secara praktis dalam menggunakan bahas Inggris mulai dari reading, listening, dan wraiting.
"Terima kasih kepada Madrasah Muallimin yang menerima kami untuk kerjasama dalam peningkatkan berbahasa Inggris," kata M Lutfi, Jumat (4/10).
Menurutnya, pelatihan untuk mengembangkan potensi guru maupun siswa agar di madrasah mengutamakan berbahasa Inggris. Apalagi di era modern ini tak bisa dielakkan lagi. Bahasa Inggris diperlukan dalam penggunaan fasilitas teknologi terbaru. Seperti aplikasi baru, buku panduan untuk handphone baru hingga game terbaru pun berbahasa Inggris.
Selama ini, mayoritas madrasah yang berbasis pesantren hanya belajar tentang bahasa Arab. Dan saat ini waktu yang tepat untuk bisa berbahasa Inggris juga.
"Santri harus mengikuti jejak Gus Nadirsyah Hosen, salah satu santri Bahrul Ulum yang berkarier di luar negeri dan menjadi dosen tetap di Selandia Baru," katanya.
Lutfi berharap, lewat pelatihan ini bisa mendorong madrasah atau sekolah lain untuk bisa mengembangkan bahasa Inggris di pesantren. Dengan begitu cita-cita santri bisa go internasional bukan hal mustahil lagi. Karena ahli bahasa Inggris dan Arab. Dua bahasa ini paling banyak digunakan penduduk bumi.
"Dengan mengusai bahasa Inggris, maka suatu saat nanti semakin banyak santri yang jadi imam shalat di masjid-masjid Eropa dan Asia," ujarnya.
"Setelah mengikuti pelatihan ini, kami berharap santri bisa meneruskan di asrama dengan berbahasa Inggris dengan temannya tak hanya di sekolah saja," tambahnya.
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Abdul Muiz