Ketua Ma’arif NU Aceh: Ramadhan Bulan Tarbiyah dan Tazkiyah Qalbi
Ahad, 1 Mei 2022 | 08:00 WIB
Banda Aceh, NU Online
Ramadhan merupakan salah satu bulan untuk melakukan prosesi transformasi spiritualitas dalam dimensi tarbiyah an-nafsi (mendidik jiwa) dan tazkiyah al-qalbi (membersihkan hati) agar kaum muslimin agar bisa mengendalikan hawa nafsu dan amarah.
“Kita harus mampu menerpa jiwa dan qalbu dengan sifat terpuji dan mengaplikasikannya dalam keseharian termasuk ibadah sosial seperti kepedulian terhadap orang tidak mampu, misalnya, yatim piatu. Selain itu, mendidik jiwa kita juga untuk dapat merasakan penderitaan orang lain,” kata Prof Dr Misri A Muchsin kepada NU Online, Jumat (29/4/2022).
Prof Misri mengatakan, kita dapat merasakan penderitaan lapar dan dahaga untuk waktu tertentu pada siang Ramadhan. Ia merasa lapar dan menderita seperti yang sering dirasakan fakir miskin atau seperti yang dikatakan Puasa dapat mengingatkan bagaimana rasanya perut keroncongan dan dahaga yang membakar dan sering dirasakan para fakir miskin.
“Tentunya di saat kita melihat orang lain serba kekurangan, maka tersentuhlah hati ini untuk saling berbagi kepada mereka,” ujar Ketua PW LP Ma’arif NU Aceh ini.
Rasulullah SAW bersabda, Allah SWT berfirman dalam hadis Qudsi: “Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa. Karena, sesungguhnya puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai. Maka, apabila salah seorang di antara kalian sedang berpuasa, janganlah ia mengucapkan kata-kata kotor, bersuara tidak pantas, dan tidak mau tahu. Lantas jika ada seseorang yang menghinanya atau memeranginya (mengajaknya berkelahi), maka hendaklah ia mengatakan, 'Sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku sedang berpuasa” (HR al-Bukhari Muslim).
Guru Besar UIN Ar-Raniry Banda Aceh itu mengatakan, transformasi spiritualitas selama di bulan Ramadhan ini bisa diibaratkan tempat khusus seperti ‘Universitas Ramadhan’ yang ajaran barunya selalu dibuka setiap tahun secara struktural walaupun pasca Ramadhan merupakan tranformasi spritual yang esensinya dalam kehidupan sehari-hari.
“Tentunya dengan tujuan tarbiyah praktis selama sebulan diharapkan mampu menyerap nilai-nilai tertinggi. Para ‘mahasiswa’ Universitas Ramadhan yang memasukinya untuk mendapatkan berbagai kemulian dan keagungan ilahi, kemudian berpuasa sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh syariat, di samping melakukan ibadah tambahan sebagai kurikulum (ekstrakurikuler),” paparnya.
Salah seorang penasehat PW GP Ansor Aceh itu menambahkan, pasca melalui beragam ujian dan tantangan yang penuh dengan nilai tarbiyah maka alumni yang istimewa akan lulus dengan menyandang gelar cum laude bertitel muttaqin. Dengan gelar muttaqin kita akan mendapatkan jaminan ampunan dari Allah swt dan terbebas dari api neraka.
“Tugas kita sejauh mana kesungguhan dan jihad dalam mengisi dan menjadikan bulan tersebut sebagai tranformasi spiritual untuk meningkatkan amal ibadah baik dalam dimensi vertikal dan horizontal serta terus mengintrospeksi diri untuk membersihkan jiwa dan mensucikan hati,” tuturnya.
Ia berharapan, dengan dua hal tersebut kita mampu mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan bermanfaat untuk manusia demi menggapai sa'adah al-daaraini (kebahagian dunia dan akhirat) di bawah ridha-Nya.
Kontributor: Helmi Abu Bakar
Editor: Musthofa Asrori