Jombang, NU Online
KH Bisri Syansuri (Mbah Bisri) merupakan sosok pendiri NU yang terkenal tegas dalam bersikap. Hal ini dibuktikannya dengan mendirikan pesantren putri pada zamannya, di mana kalangan laki-laki masih mendominasi segalanya.
Selain itu, penggunaan KB yang saat ini sudah masyhur di kalangan ibu-ibu untuk mengatur jumlah anak adalah wujud ketegasan Mbah Bisri. Mbah Bisri memang dikenal sebagai sosok yang tegas dalam berfikih.
"Kita sebagai alumni adalah santri ideologis Mbah Bisri, sudah barang tentu memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan perjuangan beliau, meski kita sudah menjadi alumni, kita tetap santri," kata alumni Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur, KH Imron Ridwan saat Haul Mbah Bisri, Senin (24/2) malam di halaman pesantren tersebut.
Kiai Bisri, lanjut dia, juga adalah pejuang NU tulen. Bahkan dalam salah satu wasiatnya beliau menegaskan: 'Selama hidupku, aku pengikut Nahdlatul Ulama, jika aku meninggal, maka wasiatku kepada masyarakat supaya mereka tetap menjadi pengikut Nahdlatul Ulama'. Wasiat ini pun ditulis dalam bahasa Arab di gerbang Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar.
"Beliau adalah termasuk pendiri Nahdlatul Ulama sebagaimana wasiatnya," ujarnya.
Untuk itu, imbuhnya, semua santri dan para alumni Mambaul Ma'arif harus memperhatikan wasiat itu dengan mengambil peran ikut serta membesarkan Nahdlatul Ulama. Sebagaimana sikap santri pada umumnya, taat dan takzim kepada guru dan kiai harus menjadi pegangan utama.
"Spirit santri harus tetap dijaga, dirawat tidak boleh berhenti. Proses nyantri tidak pernah selesai meski kita sudah melanjutkan di tempat yang lain," ungkapnya.
Segenap santri dan alumni lanjutnya adalah penerus perjuangan KH Bisri Syansuri. Mereka merupakan santri ideologis salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) itu. Oleh karenanya, tindak tanduk yang dilakukan Mbah Bisri pada masanya harus dilanjutkan oleh mereka saat ini.
Santri dan sejumlah lulusan Mambaul Ma'arif juga harus senantiasa berakhlak mulia. Mereka sejatinya mengemban amanah besar untuk selalu menjaga marwah Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif. Dalam hal ini sikap santri dan alumni sangat menentukan.
"Sebagai santri kita wajib menjaga nama baik santri, keluarga, terutama nama dan marwah Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif," tuturnya.
Hadir pada Haul Mbah Bisri ini ribuan masyarakat dari berbagai daerah. Mereka tampak memadati kawasan pondok hingga ke luar pondok. Hadir pula Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, KH Bahaudin Nur Salim (Gus Baha) dan KH Abdul Qayyum, Rembang. Mereka didapuk menyampaikan ceramah agama.
Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Muhammad Faizin