Bandung, NU Online
Ada beberapa cara dalam memelihara hafalan Al-Qur'an dan yang paling penting dalam cara tersebut yaitu istiqomah dalam muraja`ah. Istiqomah muraja`ah merupakan satu-satunya cara untuk menguatkan hafalan Al-Qur'an.
Hal tersebut disampaikan oleh Kiai Sa'dulloh di Hotel Grand Sunshine Resort Soreang Bandung, dalam kegiatan Pembinaan Peserta Satu Desa Satu Hafidz (Sadesha) yang diselenggarakan oleh Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan Pimpinan Wilayah (PW) Jam'iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU), Kamis (3/6).
Ditambahkan Kiai Sa'dulloh, muraja`ah adalah menjaga hafalan Al-Quran dengan terus-menerus mengulangi bacaannya guna meraih mutqin atau kuat dalam bacaan, hafalan, pemahaman, dan pengamalan para hafizh Al-Qur’an.
“Setelah ayat-ayat Al-Quran dihafal secara keseluruhan, hal lain yang perlu mendapat perhatian lebih besar adalah bagaimana menjaga hafalan tersebut agar tetap melekat pada ingatan,” papar Pengasuh Pesantren Al-Hikamussalafiyyah Sumedang itu.
Dikatakannya, Nabi Muhammad SAW mengisyaratkan bahwa penghafal Al-Quran itu ibarat berburu di hutan. Apabila pusat perhatian pemburu ini hanya tertuju kepada binatang yang ada di depannya dan tidak memperhatikan hasil buruan yang sudah didapat, maka hasil buruannya tersebut akan lepas.
Begitu juga orang yang menghafal Al-Qur'an. Menurut Kiai Sa`dulloh, jika pusat perhatiannya hanya tertuju kepada materi baru yang akan dihafalnya saja dan melupakan materi yang sudah dihafal, maka akan sia-sia karena hafalannya yang sudah didapat itu bisa lupa atau hilang.
“Diantara cara dalam muraja`ah atau memelihara hafalan Al-Qur'an adalah pertama, istiqomah takrir Al-Quran di dalam sholat,” terangnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, orang yang sudah menghafal Al-Qur'an hendaklah mengupayakan setiap selesai membaca Surat Al-Fatihah di dalam sholat wajib atau sunah selalu membaca ayat-ayat Al-Quran dari surat Al-Baqoroh sampai surat An-Nas secara berurutan sesuai mushaf.
“Cara muraja`ah yang kedua adalah istiqomah takrir Al-Quran di luar sholat,” lanjutnya.
Bagi orang yang sudah menghafal Al-Qur'an, menurut Kiai Sa`dulloh harus pandai mengatur waktu dengan sebaik-baiknya supaya bisa istiqomah dalam membaca Al-Quran. Jadikan membaca Al-Quran sebagai kebutuhan pokok yang tidak bisa ditinggalkan di setiap waktu dan kesempatan.
“Cara muraja`ah yang ketiga adalah sering-seringlah mengikuti simaan Al-Quran yaitu membaca Al-Quran dihadapan pendengar dan simaan Al-Quran harus menjadi tradisi sebagai wadah sosialisasi pentingnya umat Islam dalam menjaga Al-Quran melalui hafalan,” bebernya.
Cara yang keempat, lanjut Kiai Sa'dulloh, yaitu dengan mengikuti perlombaan atau Musabaqoh Hifdzil Qur'an (MHQ). Seorang Hafidz yang biasa mengikuti MHQ akan memiliki hafalan Al-Qur'an yang kuat.
“Hal ini disebabkan sebelum mendapat giliran membaca di mimbar, ia akan terus mengulang bacaan Al-Quran,” pungkasnya.
Kontributor: Ayi Abdul Kohar
Editor: Aiz Luthfi