Daerah

Kini Kecerdasan Santri Kampung Kalahkan Anak Kota

Senin, 28 Mei 2018 | 20:00 WIB

Garut, NU Online 
Rais Syuriyah PWNU Jawa Barat KH Nuh Addawami mengemukakan data tentang santri-santrinya. Menurut dia belasan tahun lalu, santri yang berotak cerdas biasanya berasal dari kota. Anak dari kalangan kelas menengah ke atas. 

Menurut dia, hal itu terjadi karena makanan yang dikonsumsi keluarga kota berkualitas baik. Tentu saja, makanan dan minuman mereka itu sebenarnya disuplai dari kampung.

“Makanan terbaik dari kampung dikirim ke kota, dikonsumsi orang kota,” katanya di kediamannya, desa Cibojong, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Ahad (27/5).

Orang kampung, waktu itu malah memakan makanan yang berkualitas jelek karena makanan terbaiknya dikirim ke kota. Waktu itu, sudah menjadi rahasia umum orang kampung menjual telor untuk dibelikan garam atau ikan asin. Memotong ayam pun jarang sekali. Kalaupun memotong, ayam dalam kondisi sakit.   

Namun, menurut analisanya, belakangan ini berubah pola makanan di kota dan kampung. Orang kota sekarang mengonsumsi makanan cepat saji dan minuman-minuman yang tidak sehat. 

Sebaliknya, sambung kiai yang produktif menulis ini, orang kampung memakan hasil tanamannya sendiri disamping menjualnya. Mereka kerap memakan telor dan daging ayam kampung.

Di Nurulhuda, kata dia, santri-santri dari kampung, daerah selatan Garut, rata-rata memiliki otak yang cemerlang dibanding santri dari kota. Prestasi mereka di tingkat kabupaten hanya kalah satu tingkat dari sekolah paling favorit daerah itu. (Abdullah Alawi)


Terkait