Banyumas, NU Online
Kisah Mat Haji Sulam dalam sinetron Tukang Bubur Naik Haji yang pernah ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi Indonesia, berkisah tentang penjual bubur yang bisa naik haji itu benar-benar terjadi di Banyumas.
Darso Ahmad Surui dan Saripah, Pasangan suami istri pedagang cilok asal Desa Kebocoran, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah akan berangkat ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji tahun 2017 ini.
Nampak senyum kebahagiaan tak henti-hentinya keluar dari bibirnya, serta raut muka yang gembira selalu terpancar dari kedua wajah pasangan suami istri berusia 59 dan 51 tahun itu. Diserambi rumahnya sudah terbentang karpet yang penuh dengan aneka makanan ringan, semua itu sengaja ia siapkan untuk menyambut para tamunya yang datang.
Semenjak kakeknya meninggal tahun 1990an, Darso yang awalnya berjualan hewan ternak bersama kakeknya mulai beralih profesi menjadi pedagang cilok di sekitar kantor Kecamatan Ajibarang, Banyumas.
Awalnya sang istri merasa malu dengan pekerjaan suaminya, namun lambat laun hati sang istripun luluh. Walau berjualan cilok, Darso mampu mencukupi kebutuhan istrinya, dan hari demi hari kondisi perekonomian pasangan empat anak ini semakin membaik.
Setiap malam, bersama istrinya Darso membuat adonan cilok, lalau esok harinya, tanpa rasa malau ataupun gengsi Darso memikul gerobag ciloknya menuju ke Ajibarang untuk dijajakan kepada para pembelinya.
Lama-kelamaan, Darso memilih berjualan dengan menaiki sepedanya. Lalu di tahun 2010, ia memilih berjualan dengan menaiki sepeda motor. Ia mengaku awalnya merasa takut menaiki sepeda motor, namun ia beranikan.
"Saya beranikan, sampai sekarang berjualan dengan naik sepeda motor ke Ajibarang ," kata Darso saat ditemui di kediamanya, Selasa (1/8).
Hinga kini, Darso telah memiliki reseller dan karyawan cilok di Ajibarang, sedang Istrinya di rumah membuka jasa jahit baju sembari mengumpulkan uang untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Selang waktu berlalu, siapa yang menyangka. Darso si penjual cilok yang terkenal ramah dan murah senyum itu akan berangkat melaksanakan ibadah haji bersama sang istri. Sebelumnya, ia mengungkapkan bahwa sudah lama ia berniat sekali melakukan rukun Islam yang kelima itu.
Setelah sekian lama berjuang, mengumpulkan uang dari sisa jerih payahnya berjualan cilok, berapapun sisanya ia kumpulkan, hingga kini ia menuai hasil dari perjuangannya itu. Tahun 2017 ini, ia mendapatkan panggilan berhaji, berangkat bersama kloter 47 tangal 10 Agustus 2017 mendatang.
Namun, seperti pepetah mengatakan dibalik pria yang sukses selalu ada wanita yang hebat. Darso mengakui hal itu, ia tidak berjuang sendirian, istrinya Saripah selalu menemani perjuangannya dari awal hinga sekarang.
Selain itu, Darso juga mengaku ada hal lain yang membuatnya dan istri bisa berangkat ke tanah suci. Ia dan istri tidak pernah melupakan sang pencipta dari dirinya. Setiap saat ia selalu mengingat Tuhannya. "Gusti Allah baik sekali sama keluarga saya, tidak ada alasan untuk lupa beribadah," katanya.
Saripah, setiap malam selalu melakukan sholat tahajud, dan siangnya tak lupa ia dirikan juga sholat duha untuk mendoakan suaminya.
Darso meyakini, rahmat yang ia dapatkan karena kerja kerasnya dibantu istri yang selalu mendoakan. Sepulang haji, ia mengungkapkan masih akan berjualan cilok di tempat yang sama. Ia tidak pernah mengenal kata gengsi atau malu meskipun sudah pernah ke tanah suci.
"Yang penting sehat, umur panjang, masih mampu berjualan ya tetap jualan, tidak pernah gengsi-gengsian," katanya. (Kifayatul Ahyar/Fathoni)