Jakarta, NU Online
Konferensi Wilayah (Konferwil) Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PW IPNU) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta memilih Ahmad Bayu sebagai pemimpinnya di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Jakarta pada Sabtu (27/4).
Ketua Umum Pimpinan Pusat IPNU Aswandi Jailani berharap keterpilihan Bayu dapat meningkatkan kaderisasi pelajar ibukota mengingat IPNU merupakan organisasi pengaderan di bawah Nahdlatul Ulama.
"Di manapun saya selalu mengatakan bahwa sbg ketua wilayah harus menekankan seluruh cabang utk bagaimana memaksimalkan proses kaderisasinya," ujarnya.
Di samping itu, pria yang pernah menjabat sebagai ketua PW IPNU Jambi itu juga berharap agar tidak hanya fokus kaderisasi, tetapi juga tak lupa untuk membenahi organisasinya dengan membentuk cabang dan memastikan mereka mendirikan pimpinan-pimpinan di bawahnya.
"Kita harus memperhatikan dari segi organisasi harus dibenahi juga, bagaimana seluruh cabang bisa dikoordinasi membentuk PAC-PAC (Pimpinan Anak Cabang, tingkat kecamatan) dan komisariat-komisariat yang belum terbentuk," lanjutnya.
Sementara itu, Muhammad Muhadzab, Ketua PW IPNU DKI demisioner, mengungkapkan bahwa pelajar di Jakarta sangatlah variatif, mulai dari budayanya, asal daerahnya, dan tentu pola pikirnya. Menurutnya, kebutuhan mendasar kepengurusan baru adalah kreativitas dan inovasinya guna menarik banyak pelajar dari berbagai kalangan.
"Kepemimpinan IPNU DKI ke depan harapannya memiliki pemikiran inovatif, kreatif, dan mau bekerja," ucapnya.
Adam, sapaan akrabnya, menekankan agar gairah keorganisasiannya tidak hanya meledak saat agenda tiga tahunan itu berlangsung, tetapi harus terus menyala sepanjang masa khidmat. "Jangan sampai ghirah-nya luar biasa saat pemilihan, tetapi pada saat sudah terpilih ghirah-nya hilang," tegasnya.
Oleh karena itu, pria berkacamata itu menegaskan kembali, jika tiga pola pikir di atas, yakni inovatif, kreatif, dan mau bekerja, itu benar-benar dilaksanakan oleh kepengurusan di bawah Bayu ke depan, IPNU dapat lebih menarik banyak kader dengan programnya yang lebih beragam.
"Kalau tiga pola pikir ini dimiliki oleh PW ke depan, insyaallah PW punya kegiatan dan program-program yang tidak monoton (kaku). Apalagi melihat Jakarta yang dinamikanya penuh dengan gaya-gaya hedon, gaya-gaya metropolitan. Kita harus masuk ke dunia mereka," pungkasnya.
Konferwil ini dilaksanakan sejak Jumat (26/4). Sebelumnya, agenda tiga tahunan ini dibuka dengan Galawicara dengan Sekda Provinsi DKI Jakarta sekaligus Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) H Saefullah dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta H Saeful Mujab.
(Syakir NF)